Sosok Dedy Irwan Virantama Bukan Hanya Seorang Kajari, Tapi Ia Wajah Keadilan yang Ramah, Datang Membawa Hukum, Pulang Membawa Rasa

3 days ago 11

FOTO : Dedy Irwan Virantama SH, MH [ ist ]

Penulis : Muhammad Khusyairi/Sery Tayan [ Ketua Serikat Media Siber Indonesia/SMSI ] perwakilan Kalimantan Barat

SAYA sempat kaget, saat membaca berita pada portal media online terbitan Kalbar, yang menayangkan Jaksa Agung RI, ST Burhanuddin, merotasi sebanyak 322 pejabat eselon III di lingkungan Kejaksaan tersebar di seluruh Indonesia.

Mafhum saja, salah satu nama masuk dalam rotasi jabatan tersebut yakni Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sanggau, Dedy Irwan Virantama, yang akan dipercaya menjabat sebagai Kajari Karawang.

Nama Dedy Irwan Virantama, barangkali tak terlalu sering menghiasi headline media nasional. Tapi di pelosok Sanggau, Kalimantan Barat, namanya membekas seperti ukiran di batu, tak mudah hilang oleh waktu.

Namun jejaknya di Sanggau bukan sekadar catatan administratif atau laporan kinerja tahunan.

Ia meninggalkan warisan yang lebih bernilai, rasa percaya rakyat kepada hukum, dan harapan keadilan tidak hanya milik mereka yang berpunya.

Selama memimpin Kejari Sanggau, Dedy menunjukkan penegakan hukum bisa bersentuhan dengan hati nurani.

Dalam kasus pencurian selembar baju di pasar salah satu kecamatan di Kabupaten Sanggau, ia memilih menghentikan penuntutan dan memulihkan keadaan lewat keadilan restoratif.

Kemudian, beberapa kasus lainnya yang menyentuh, berakhir dengan keadilan restorative.

Di mata sebagian orang, itu mungkin hal kecil. Tapi bagi keluarga yang terdesak kebutuhan hidup hingga nekat mencuri, itu adalah penyelamat martabatnya. Dan bagi warga Kabupaten Sanggau, itu bukti hukum masih punya sisi manusia.

Dedy bukan sekadar jaksa, ia juga penggerak. Ia menggagas kegiatan sosial di daerah-daerah perbatasan yang sering kali hanya diingat saat pemilu datang.

Ia masuk ke dusun-dusun yang jauh dari sorotan, mengadakan pengobatan gratis, menyapa anak-anak sekolah. Dan juga dikenal aktif dalam program sosial, seperti inisiatif “Jaksa Peduli Pendidikan”, yang menyasar sekolah-sekolah di wilayah perbatasan.

Dia juga mendorong Dusun Balai Nanga, Desa Penyeladi, Kecamatan Kapuas, sebagai prioritas pembangunan daerah terutama dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial, dan kependudukan.

Jujur saya telah membuktikan, jika sosok pria yang akrab saya sapa Pak Kajari ini, selalu ramah dan humble sama siapa saja.

Jika bertemu pada momen acara resmi, sosok ini tak segan-segan mendatangi saya dan kawan-kawan, meskipun hanya sekedar menyapa dan bercanda. Ini membuktikan sosok ini, tak tinggi hati. Padahal saat itu, dirinya berdiri bersama dengan pejabat lainnya.

Terus terang, saya merasa beruntung, berhasil menghadirkan sosok ini, karena saat itu, saya merupakan ketua panitia pelaksana, momen acara berbuka puasa bersama 80 orang anak yatim dan kaum dhuafa di Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, pada bulan ramahan 1446 hijriyah lalu.

Kegiatan ini dirangkai dengan penyuluhan hukum yang dihadiri para kepala desa dan bendahara se Kecamatan Tayan Hilir. Hal ini, tentunya menggambarkan sosok Dedy Irwan Virantama bukan tipikal pejabat yang sekadar hadir dalam berita atau papan nama.

Ia hadir di lapangan, menyapa masyarakat tanpa sekat dan bukan untuk pencitraan. Tapi karena ia tahu betul bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal mengatur, tetapi juga mengayomi.

Sebagai informasi, sebelumnya Keraton Surya Negara Sanggau pada 17 September 2024 telah menganugerahkan gelar kepadanya, itu bukan sekadar formalitas.

Tapi, karena kontribusinya dalam penegakan hukum berbasis nilai adat dan budaya lokal. Anugerah gelar itu “Putra Paduka Bahana Insana Surya Negara”.

Gelar ini adalah pengakuan Raja Sanggau Drs H Gusti Arman M Si dan Zuriat Keraton Surya Negara serta masyarakat Sanggau, karena Dedy Irwan Virantama telah menjadi bagian dari mereka, bukan sebagai pejabat yang memerintah, tapi sebagai saudara yang ikut merasakan.

Kini, Sanggau melepasnya dengan bangga sekaligus haru. Mereka tahu, pemimpin seperti ini jarang datang dua kali.

Tapi mereka juga percaya, di Karawang nanti, akan ada banyak orang yang akan mengenal Dedy Irwan Virantama dengan cara yang sama, lewat ketulusan, kerja nyata, dan keberanian memilih sisi manusiawi dari hukum.

Dalam dunia yang semakin pragmatis, pejabat seperti Dedy Irwan Virantama adalah pengingat, bahwasanya kekuasaan sejati bukan pada jabatan, melainkan pada seberapa dalam seseorang menyentuh hati rakyatnya.

Dirinya tak lagi menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Sanggau. Atas promosi jabatan yang telah membawanya ke Karawang, merupakan kabupaten masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat yang dipimpin Gubernur Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Kendatipun ia bertugas di tempat baru. Tapi bagi Kabupaten Sanggau, Dedy Irwan Virantama tak pernah benar-benar pergi. Ia telah menjadi bagian dari ingatan kolektif masyarakat tentang seorang jaksa yang mampu membuat hukum terasa hangat dan hadir secara manusiawi.

Tatkala masa ketika kepercayaan publik terhadap “lembaga” seringkali menurun, sosok seperti Dedy Irwan Virantama adalah oase. Dia membuktikan jika jabatan bukan sekadar karier, tapi amanah. Karena hukum bisa menjadi tempat berlindung, bukan sekadar alat kuasa.

Sejatinya, jika kelak ada anak muda yang bertanya, “Bisakah hukum menyentuh hati manusia? Maka jawaban itu bisa ditemukan dalam jejak langkah Dedy Irwan Virantama di Bumi Daranante (julukan Kabupaten Sanggau).

Selamat meniti karier di tempat yang baru Pak Kajari yang rendah hati….

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |