RI Diperkirakan Butuh Tambahan Impor BBM 1,4 Juta KL

4 days ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) diperkirakan membutuhkan tambahan impor BBM sebesar 1,4 juta kilo liter (KL) hingga akhir 2025.

Jumlah tersebut terhitung dari proyeksi kebutuhan BBM, baik PT Pertamina (Persero) maupun badan usaha swasta penyedia BBM dalam negeri, seperti Shell Indonesia, BP-AKR, maupun Vivo Energy.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, pihaknya meminta data detail terkait hal tersebut.

"Ini data-datanya itu kita minta detailkan. Karena pemerintah dalam memberikan persetujuan itu sampai dengan akhir tahun kebutuhannya kira-kira berapa. Ya kemudian ini kan per badan usaha. Jadi untuk per badan usaha kita juga harus detailkan," kata Yuliot ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/9/2025).

Menurutnya, bila tambahan impor tersebut disetujui, itu akan dilakukan hanya satu pintu melalui PT Pertamina (Persero).

"Jadi jangan sampai apa yang sudah diberikan itu tidak mencukupi ada permasalahan-permasalahan dalam implementasinya," ujar Yuliot.

Kemungkinan besar, tambahan impor BBM ini akan dilakukan dari Amerika Serikat, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengimpor komoditas minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat (AS).

"Ini kan ada berapa perusahaan AS kan, itu tinggal kesepakatan kita perusahaan AS yang melakukan pengadaan harus, ya misalnya ExxonMobil, itu kan ini kan perusahaan AS. Ya kemudian Chevron, itu kan merupakan AS. Jadi dari manapun mereka melakukan pengadaan, itu terserah. Tetapi ini dicatatkan sebagai trade balance kita dengan Amerika," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bahlil Ungkap Alasan RI Mau Setop Ekspor BBM dari Singapura

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |