FOTO : Siswa-siswi SMP Kristen Yayasan Bukit Pengharapan Balai Karangan saat menurun tangga Rumah Betang Raya Dori’ Mpulor [ ist ]
redaksi – radarkalbar.com
SANGGAU – Suasana hangat menyambut pagi di Desa Sungai Mawang, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau.
Deru dua bus besar memecah kesunyian, membawa serta enam puluh siswa kelas VIII SMP Kristen Yayasan Bukit Pengharapan Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, dalam sebuah perjalanan yang bukan hanya fisik, tetapi juga batin dan budaya.
Hari itu, Kamis (8/5/2025), mereka menapakkan kaki di Rumah Betang Raya Dori’ Mpulor, simbol megah dari kehidupan masyarakat Dayak.
Di sinilah mereka menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sebuah inisiatif pendidikan yang tak hanya menekankan pengetahuan, tetapi juga karakter dan identitas kebangsaan.
Setibanya di lokasi, rombongan disambut langsung oleh Suhardi, Wakil Sekretaris Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau.
Pria yang juga menjabat Ketua Pokja PWI Sanggau itu membuka lebar pintu Rumah Betang untuk para pelajar, seraya memperkenalkan mereka pada jantung kebudayaan Dayak.
“Selamat datang di Rumah Betang Raya Dori’ Mpulor. Tempat ini terbuka bagi siapa saja, termasuk adik-adik semua yang ingin belajar tentang budaya dan sejarah suku Dayak,” ucap Suhardi, penuh semangat.
Tak sekadar menyambut, Suhardi juga memandu diskusi hangat yang memperkaya wawasan siswa.
Dia mengisahkan sejarah rumah betang yang menjadi kebanggaan masyarakat adat, serta memperkenalkan situs cagar budaya pedagi Macant Nyawi dan Nek Lanai, yang dipercaya sebagai pelindung spiritual rumah betang.
“Bangunan pedagi itu terletak tepat di pintu masuk rumah betang ini. Ia bukan sekadar arsitektur, tapi simbol pelindung yang sarat makna bagi masyarakat di sini,” jelasnya.
Para siswa pun tak menyia-nyiakan kesempatan. Mereka aktif bertanya dan mencatat, menyerap setiap cerita yang keluar dari mulut Suhardi cerita yang tak mereka temukan di bangku sekolah.
Salah satu siswi, Glori Grecia, mengungkapkan rasa syukurnya bisa langsung belajar dari sumbernya.
“Hari ini kami mendapatkan pengetahuan baru tentang rumah betang dan kekhasan suku Dayak. Ini pengalaman yang sangat berharga,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Lusiana Acu, guru pendamping yang turut serta dalam kunjungan tersebut.
Dirinya mengapresiasi waktu dan ilmu yang dibagikan DAD Kabupaten Sanggau kepada anak didiknya.
“Kunjungan ini adalah bagian dari upaya kami memperkenalkan sejarah dan budaya lokal kepada siswa. Kami sangat berterima kasih karena telah diberikan pemahaman langsung dari sumber yang tepat,” tuturnya.
Kunjungan ke Rumah Betang Raya Dori’ Mpulor hari itu tak hanya menambah ilmu, tapi juga memperkuat jati diri para pelajar.
Di bawah naungan bangunan yang cukup besar dan atap yang tinggi menjulang, mereka belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, kearifan lokal, dan warisan leluhur yang harus dijaga.
Pelajaran yang tak ternilai harganya, dalam proyek yang menanamkan nilai Pancasila dari akar yang paling dalam: budaya bangsa. [ red/r]
editor/publisher : SerY TayaN