Silakan Kaget Berjemaah, Tarif Impor Trump untuk China Kini Jadi 145%

1 week ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat pada Kamis (10/4/2025) waktu setempat secara resmi menjelaskan bahwa produk impor dari China kini menghadapi tarif minimum sebesar 145%, mempertegas sikap keras Presiden Donald Trump terhadap mitra dagang utama AS tersebut di tengah ketegangan perdagangan yang kian memanas.

Dilansir The New York Times, penjelasan itu muncul sehari setelah Trump mengumumkan bahwa dirinya akan menaikkan tarif atas barang-barang dari China menjadi 125%, sebagai respons atas tindakan balasan Beijing terhadap kebijakan tarif sebelumnya.

Namun Gedung Putih kemudian menegaskan bahwa angka 125% tersebut merupakan tambahan dari 20% tarif awal yang telah diberlakukan sebelumnya sebagai hukuman terhadap peran China dalam menyuplai fentanil ke Amerika Serikat.

China saat ini merupakan negara asal impor terbesar kedua bagi AS dan memegang peran dominan sebagai produsen global untuk berbagai barang konsumsi, termasuk ponsel, mainan, komputer, dan berbagai produk rumah tangga lainnya.

Dengan tarif setinggi ini, biaya impor produk-produk tersebut akan melonjak drastis, berdampak besar bagi distributor, pengecer, dan konsumen di Amerika.

Gedung Putih juga menegaskan bahwa angka 145% hanyalah batas bawah, bukan batas atas. Artinya, tarif tersebut dapat bertambah seiring dengan berlakunya kebijakan tarif lain yang sebelumnya telah diterapkan oleh Trump, seperti 25% untuk baja, aluminium, mobil, dan suku cadangnya; tarif hingga 25 persen atas produk-produk tertentu yang diberlakukan pada masa jabatan pertama; serta tarif dengan besaran bervariasi atas produk-produk tertentu yang dianggap melanggar aturan perdagangan AS

Kebijakan ini menciptakan lapisan tarif yang menumpuk dan memperumit perhitungan biaya impor bagi pelaku usaha. Perubahan yang cepat dalam struktur tarif ini telah menimbulkan kebingungan besar di kalangan importir, baik skala besar seperti ritel nasional, maupun usaha kecil yang sangat tergantung pada produk buatan China.

Adapun perbedaan antara tarif 125% dan 145% bisa berarti ribuan dolar untuk satu kontainer produk.

Meskipun kebijakan ini telah diumumkan, pemerintahan Trump memberikan pengecualian sementara untuk barang-barang yang sudah dalam perjalanan menuju AS. Artinya, barang yang dikirim melalui udara akan mulai dikenakan tarif dalam beberapa hari ke depan, sedangkan barang yang dikirim lewat laut akan terkena tarif tersebut saat tiba beberapa minggu kemudian.

Hal ini memberikan ruang bernapas yang sangat singkat bagi para importir untuk menyesuaikan strategi logistik mereka. Namun banyak di antara mereka yang menyatakan bahwa waktu tersebut tidak cukup untuk mencari alternatif.

Pintu Negosiasi

Sementara itu, Trump dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick bersikeras bahwa satu demi satu negara mendatangi mereka untuk membuat kesepakatan guna menghindari petaka ekonomi lebih lanjut.

"Semua orang ingin datang dan membuat kesepakatan, dan kami bekerja sama dengan banyak negara yang berbeda, dan semuanya akan berjalan dengan sangat baik," kata Trump dalam rapat kabinet.

Hal senada diutarakan Lutnick yang menyatakan bahwa para mitra dagang mulai berdatangan usai Trump menuntut agar negara-negara tersebut memperlakukan AS dengan hormat melalui kebijakannya.

"Kami memiliki begitu banyak negara untuk diajak bicara. Mereka datang dengan tawaran yang tidak akan pernah, tidak akan pernah, tidak akan pernah mereka berikan jika bukan karena langkah-langkah yang diambil presiden yang menuntut agar orang-orang memperlakukan Amerika Serikat dengan hormat," ujarnya.

Namun, negara mana saja yang mungkin akan mencapai kesepakatan, dan atas apa, masih belum jelas. Sebagian besar, kesepakatan yang dinegosiasikan pemerintahan Trump kemungkinan besar bukan perjanjian perdagangan komprehensif, yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk ditengahi dan memerlukan persetujuan kongres.

Kesepakatan yang lebih terbatas mungkin menguntungkan beberapa eksportir, tetapi pada akhirnya tidak banyak membantu ekonomi AS atau mengurangi defisit perdagangan AS, yang menjadi sasaran Trump.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Menteri Perdagangan AS Akui Buka Kesempatan Negosiasi Soal Tarif

Next Article Perang Dagang AS-China: Trump Sudah Kalah di 'Singapura Amerika Latin'

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |