Perang Ukraina-Rusia Akan Usai: Ini 10 Negara Paling Royal ke Zelinsky

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Sinyal berakhirnya perang antara Ukraina dan Rusia semakin kencang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pihaknya siap untuk mengakhiri perang antara negaranya dan Rusia yang sudah berjalan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tekanan besar kepadanya untuk segera fokus pada gencatan senjata.

Dalam sebuah pernyataan, Rabu (5/3/2025), Zelensky menyebut siap melakukan gencatan senjata jika Rusia juga berhenti menyerang Ukraina. Dalam pernyataan ini, Zelensky tidak merinci permintaan agar Moskow mundur dari posisinya sekarang, sesuatu yang sering diucapkannya sebelumnya.

"Kami siap bekerja cepat untuk mengakhiri perang, dan tahap pertama dapat berupa pembebasan tahanan dan gencatan senjata di udara, larangan rudal, pesawat tanpa awak jarak jauh, bom pada energi dan infrastruktur sipil lainnya, dan gencatan senjata di laut segera, jika Rusia akan melakukan hal yang sama," kata Zelensky dikutip CNN International.

"Kemudian kami ingin bergerak sangat cepat melalui semua tahap berikutnya dan bekerja dengan AS untuk menyetujui kesepakatan akhir yang kuat." imbuhnya.

Zelensky pun juga mengatakan bahwa Ukraina siap menandatangani kesepakatan mineral, yang seharusnya ditandatangani pada hari Jumat lalu namun batal karena perdebatannya dengan Trump, yang berakhir dirinya diminta meninggalkan Gedung Putih.

Selama ini, Ukrainan perang dengan Rusia bukan tanpa dukungan materi. Beberapa negara pun tercatat menjadi donator untuk Ukraina mulai dari keuangan hingga militer.

Berdasarkan data Ukraine Support Tracker oleh Kiel Institute for the World Economy, tercatat 10 negara sebagai pendonor terbesar ke Ukraina.

Amerika Serikat (AS) menjadi pendonor terbesar secara keseluruhan dan juga memimpin dalam sumbangan bantuan militer, yang meliputi senjata, peralatan, dan dana untuk pengadaan senjata. Secara total, AS telah memberikan bantuan hampir US$120 miliar atau setara dengan Rp1.957,2 triliun (Rp16.310/US$1) kepada Ukraina sejak perang dimulai pada tahun 2022.

Anggota dan lembaga Uni Eropa (UE) hampir menyamai kontribusi AS, yaitu sebesar US$118,5 miliar atau setara dengan Rp1.932,7 triliun (Rp16.310/US$1). Mereka memimpin dalam hal dukungan finansial dan kemanusiaan, termasuk pinjaman, bantuan anggaran, dan pasokan bantuan.

Pendonor besar lainnya termasuk Inggris, dengan total bantuan sebesar US$15,5 miliar atau setara dengan Rp252,8 trilliun (Rp16.310/US$1), dan dua pertiganya dalam bentuk bantuan militer. Jepang juga telah memberikan kontribusi yang signifikan, dengan bantuan finansial sebesar $9,6 miliar atau setara dengan Rp156,6 triliun (Rp16.310/US$1) yang dikirimkan ke Ukraina.

Dengan memasuki tahun ketiga perang, para pemimpin politik dan warga negara Amerika mempertanyakan komitmen bantuan masa depan untuk Ukraina.

Baru-baru ini, Presiden AS Trump mengklaim bahwa AS telah menyumbangkan bantuan sebesar US$350 miliar atau setara dengan Rp5.708,5 triliun (Rp16.310/US$1) kepada Ukraina, menuntut akses ke sumber daya mineral Ukraina sebagai kompensasi.

Namun, angka us$350 miliar tersebut belum diverifikasi, dengan angka tertinggi yang diverifikasi adalah US$183 miliar atau setara dengan Rp2.984,7 triliun (Rp16.310/US$1) oleh Ukraine Oversight (yang mencakup biaya tidak langsung terkait konflik), diikuti oleh angka US$119,6 miliar atau setara dengan Rp1.950,7 triliun (Rp16.310/US$1) dari Kiel Institute yang divisualisasikan dalam grafik di atas.

Sementara itu, UE telah menegaskan kembali dukungannya kepada Ukraina dan dilaporkan merencanakan paket bantuan militer lebih lanjut senilai US$20,9 miliar atau setara dengan Rp340,9 triliun (Rp16.310/US$1).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |