Jakarta, CNBC Indonesia - CEO OpenAI Sam Altman buka-bukaan soal satu hal yang bisa merugikan ChatGPT hingga ratusan miliar rupiah. Yaitu hanya sebuah kata sederhana seperti 'Tolong' (Please) dan 'Terima Kasih' (Thank you).
Dia menjelaskan dua kata sopan tersebut berdampak besar pada keuangan perusahaannya. Karena berdampak pada biaya listrik yang mahal.
Tak disebutkan dengan pasti kerugiannya, Altman hanya mengatakan sebesar puluhan juta dolar.
"Puluhan juta dolar dihabiskan dengan baik. Anda tidak pernah tahu," kata Altman dikutip dari New York Post, Selasa (22/4/2025).
Laman tersebut menjelaskan chatbot seperti ChatGPT milik OpenAI menggunakan infrastruktur komputasi yang menggunakan host di data center. Untuk bisa beroperasi, model tersebut membutuhkan ribuan GPU dengan kinerja tinggi.
GPU ini akan bekerja untuk menginterpretasikan suruhan dan akhirnya menghasilkan respon kepada pengguna.
Perusahaan perlu mengeluarkan biaya listrik dalam jumlah besar saat platformnya terhubung dengan pusat data. Setidaknya untuk respon tunggal yang dihasilkan bisa menggunakan 0,14 kilowatt jam (kWh).
New York Post menuliskan besaran konsumsi listrik itu sama dengan 14 lampu LED yang menyala selama satu jam.
Interaksi yang terjadi bisa mencapai miliaran kali setiap hari. Jadi penggunaan listrik menjadi sangat besar, tercatat menyumbang 2% dari total konsumsi listrik secara global.
Menurut para ahli, angka tersebut bisa meningkat tajam di masa depan karena perkembangan aplikasi AI yang kian signifikan.
Sementara itu, pendapat terbagi dua soal interaksi sopan kepada chatbot. Salah satunya, Direktur tim desain untuk Microsoft Copilot, Kurtis Beavers memberikan hormat bisa berdampak pada output yang dihasilkan nanti seperti membalas dan nada interaksi.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Siapkan Gadget Pengganti Smartphone, Ini Langkah Bos ChatGPT
Next Article Elon Musk Tak Mau Pencipta ChatGPT Cari Untung, Bawa-Bawa Pengacara