Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dari sisi pendidik, tahun ini Kemendikdasmen menyalurkan beasiswa ke 12.500 guru untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
"Saat ini ada 200 ribu guru yang belum lulus D4 dan S1 sehingga kualitasnya harus ditingkatkan. Sedangkan tahun depan, dialokasikan 150.000 untuk mendapatkan beasiswa dan dananya sudah dialokasikan dalam APBN 2026," ungkap dia dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Mu'ti juga memastikan bahwa pelatihan untuk guru ke depan akan berkesinambungan, bahkan dana BOS boleh digunakan untuk peningkatan kualitas guru.
"Ada pelatihan-pelatihan yang difasilitasi di Balai Guru agar guru-guru ke depan bisa meningkat kualitasnya dan kesejahteraannya," tegas Mu'ti.
Selain itu, Kemendikdasmen juga memperluas pelayanan pendidikan dengan memperbanyak pendidikan non-formal. Hal ini dilakukan guna mengurangi tingkat pendidikan Indonesia yang masih rendah.
"Ada anak-anak yang tidak bisa ke sekolah formal karena harus membantu orang tua bekerja. Salah satunya di Lampung yang membantu ibu dan tiga adiknya," ungkapnya.
Menurut Mu'ti angka putus sekolah tidak selalu disebabkan karena masalah ekonomi. Namun ada juga masalah kultural, seperti pernikahan dini. Masih ada anggapan budaya di beberapa daerah, jika tidak menikah segera disebut perawan tua, dan setelah sekolah mereka tidak lagi sekolah formal. Oleh karena itu, menurut Mu'ti pelajaran jarak jauh bisa menjadi jawaban karena bisa fleksibel dan menjangkau lebih banyak lagi.
"Misalnya seperti untuk anak-anak pekerja migran di Malaysia, mereka bisa belajar dengan pendidikan Indonesia dan ijazahnya juga diakui. Karena itu, maka pendekatan-pendekatan learning ini diperluas, karena kalau hanya schooling bisa menimbulkan masalah," jelas Mu'ti.
Ditambah lagi dengan luasnya wilayah Indonesia, misalnya di Maluku Tenggara dengan banyaknya pulau-pulau kecil yang menurut Mu'ti, secara ekonomi tidak visible. Oleh karena itu dilakukan sekolah satu atap tiga jenjang yang modulnya dikirimkan dan pembelajaran dengan cara terbuka.
Sebagai informasi, Kemendikdasmen tengah menyiapkan Program Wajib Belajar 13 Tahun yang akan dimulai pada 2026, bekerja sama dengan Kementerian Desa. Program ini akan diperkuat dengan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk pendidikan anak usia dini (PAUD).
Adapun capaian strategis Kemendikdasmen adalah program Revitalisasi Satuan Pendidikan. Dari alokasi anggaran Rp16,9 triliun untuk 10.440 sekolah, realisasinya melampaui target dengan 16.140 satuan pendidikan yang telah menandatangani perjanjian kerja sama.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air bukan hanya dilakukan pemerintah, melainkan juga oleh BUMN melalui rangkaian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Salah satu bank pelat merah yang ikut berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, berupa pengembangan karakter bagi siswa dan sertifikasi internasional TOEIC untuk 100 guru Bahasa Inggris di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, investasi dalam pendidikan harus dimulai sejak dini dan melibatkan seluruh ekosistem. Program TJSL di bidang pendidikan ini merupakan wujud komitmen BNI untuk terus mendukung pembangunan SDM unggul di Indonesia. Program di NTB ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
"Kami percaya bahwa pendidikan yang baik harus dimulai sejak dini, dengan melibatkan seluruh ekosistem mulai dari sekolah, guru, hingga orang tua," ujar Okki
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Ungkap Dana Abadi Pendidikan Tembus Rp150 Triliun

3 hours ago
1

















































