Risiko Klaim Tinggi, Bos Asuransi Minta Sesuaikan Tarif Premi EV

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan atas asuransi kendaraan listrik yang meningkat dibayangi oleh risiko klaim yang lebih tinggi dibanding dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Untuk itu, pemerintah diharap dapat menyesuaikan tarif premi asuransi kendaraan listrik.

Salah satu pemain di industri asuransi PT Asuransi Bina Dana Arta, Tbk (ABDA) atau Oona Insurance mencatat pertumbuhan tujuh kali lipat secara year on year (yoy) di portofolio asuransi electric vehiclenya (EV). Segmen ini bertumbuh pesat, walau baru berkontribusi sekitar 7% dari keseluruhan premi.

Asuransi EV ini mendorong pendapatan premi di segmen asuransi kendaraan mencapai Rp664 miliar di kuartal III-2025. Angka ini naik 11% dari periode sama tahun sebelumnya Rp496 miliar.

Founder and CEO Oona Group Abhishek Bhatia tak menampik bahwa rasio klaim kendaraan listrik tercatat 3 hingga 4 poin lebih tinggi dibanding kendaraan konvensional. Hal ini disebabkan biaya penggantian baterai yang mencapai 50-70% dari total harga mobil.

Indonesia saat ini masih menerapkan sistem pasar tarif, sehingga perusahaan asuransi belum dapat menetapkan harga premi secara mandiri. Penyesuaian tarif dinilai penting agar pertumbuhan premi tidak diikuti lonjakan klaim yang bisa menekan industri.

"Jika regulator dan asosiasi dapat mengusulkan tarif yang lebih tinggi untuk kendaraan listrik berdasarkan pengetahuan dan pengalaman global, menurut saya hal itu akan lebih baik bagi konsumen maupun industri," kata Abishek dalam Media Luncheon, di Jakarta, Rabu, (29/10/2025).

Abishek menjelaskan, perusahaan asuransi memisahkan dua jenis klaim utama, yakni total loss dan partial damage. Total loss terjadi ketika kendaraan rusak berat atau hilang sehingga tidak bisa diperbaiki, sedangkan partial damage mencakup kerusakan sebagian yang memerlukan perbaikan atau penggantian komponen.

Menurutnya, tingkat keparahan klaim untuk kendaraan listrik dalam kategori partial damage masih sebanding dengan kendaraan konvensional. Perusahaan juga belum menemukan perbedaan signifikan dalam kasus pencurian antara kendaraan listrik dan berbahan bakar minyak.

Meski begitu, perusahaan belum menemukan perbedaan signifikan dalam frekuensi atau tingkat keparahan klaim kendaraan listrik di Indonesia. Data industri masih terbatas karena pasar kendaraan listrik masih relatif kecil.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: PR Industri Reasuransi, Implementasi PSAK 117 Hingga Permodalan

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |