IHSG Pangkas Koreksi, Ditutup Melemah 0,1% ke Level 8.609

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 8,64 poin atau turun 0,10% ke level 8.609,55 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (19/12/2025).

Sebanyak 197 saham naik, 473 turun, dan 133 tidak bergerak. Nilai transaksi hingga jeda makan siang tergolong ramai atau mencapai Rp 47,07 triliun, melibatkan 40,81 miliar saham dalam 2,3 juta kali transaksi.

Transaksi terbesar hari ini datang dari saham Dian Swastatika Sentosa (DSSA) milik Grup Sinar Mas dengan nilai Rp 16,74 triliun dan saham Bangun Kosambi Sukses (CBDK) milik Aguan dengan nilai mencapai Rp 5 triliun. Kedua transaksi jumbo tersebut dilaksanakan di pasar negosiasi.

Sementara itu di pasar reguler, saham DSSA, BBCA dan BUMI tercatat menjadi saham paling aktif diperdagangkan.

Mayoritas sektor perdagangan melemah hari ini, dengan koreksi terbesar dicatatkan oleh konsumer non-primer, utilitas dan teknologi. Sementara sektor kesehatan dan barang baku mencatatkan kenaikan paling tinggi hari ini.

Bank Central Asia (BBCA) tercatat menjadi beban terbesar pelemahan IHSG hari ini dengan sumbangsih 11,81 poin ke indeks. Emiten lainnya yang menekan kinerja IHSG termasuk BYAN, TLKM, BREN dan MORA.

Pelaku pasar mencermati sejumlah sentimen yang menggerakkan pasar hari ini, baik dari dalam ataupun luar negeri. Dari dalam negeri, realisasi APBN bisa menjadi sentimen.

Sementara itu, dari sisi internasional ada Bank of Japan, inflasi Jepang, dan dampak dari rilis data inflasi AS yang mencapai level yang lebih rendah dari bulan sebelumnya walaupun The Fed memangkas suku bunga

Pasar global hari ini berada dalam mode siaga menantikan dua rilis data krusial dari Jepang yang dijadwalkan hari ini Jumat (19/12/2025). Fokus utama tertuju pada rilis data Inflasi Nasional Jepang yang diproyeksikan akan memanas ke level 3,0% secara tahunan (yoy).

Angka ini didorong oleh kenaikan biaya energi dan impor, yang mulai menggerus daya beli riil masyarakat Jepang. Inflasi yang persisten tinggi ini menjadi amunisi utama bagi Bank of Japan (BoJ) untuk mengubah haluan kebijakan moneternya.

Sejalan dengan data inflasi, pasar meyakini BoJ akan mengambil langkah historis dengan menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,75% dari posisi saat ini.

Jika terealisasi, ini menandakan langkah agresif Gubernur BoJ untuk menormalisasi kebijakan dan keluar dari rezim suku bunga ultra-rendah yang telah bertahan puluhan tahun.

Surplus neraca perdagangan Jepang yang baru saja rilis kemarin (surplus 322,2 miliar Yen) memberikan kepercayaan diri tambahan bagi BoJ bahwa ekonomi Jepang cukup kuat untuk menahan beban biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Bagi investor global, keputusan ini berpotensi memicu volatilitas pada nilai tukar Yen dan arus modal carry trade.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |