Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak goreng merek sederhana, Minyakita, di tingkat pedagang masih sulit turun meski pemerintah telah menerbitkan aturan baru untuk menata distribusi. Di lapangan, pedagang mengungkap adanya praktik penjualan secara bundling dari distributor, yang justru membuat harga Minyakita tetap mahal dan sulit dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.700 per liter.
Dinar (nama samaran), salah satu pedagang sembako di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, mengatakan Minyakita memang masih tersedia, namun harganya berada di atas ketentuan pemerintah.
"Ada saya jual, harganya Rp18.000 per liter," kata Dinar saat ditemui CNBC Indonesia di lokasi, Jumat (19/12/2025).
Dinar menjelaskan, Minyakita yang ia peroleh berasal langsung dari sales distributor Minyakita, bukan dari agen perantara. Namun, harga yang diterima pedagang tetap tinggi karena sistem penjualan yang mengharuskan pembelian paket.
"Saya dapat barangnya dari sales distributor langsung, tapi sama mahal juga. Soalnya dia kan jualnya bundling atau dikawinin. Kalau kita ambil satu dus Minyakita, itu harus ngambil juga satu dus yang merek Kunci Mas (merek distributor itu)," ungkapnya.
"Kunci Mas ini adeknya Filma, sama dari Sinar Mas juga. Itu harus di-mix belinya," kata Dinar.
Kondisi ini membuat pedagang harus mengatur ulang harga jual agar kedua produk bisa laku di pasaran. Jika Minyakita dijual murah sesuai HET, maka Kunci Mas berisiko tidak terjual karena harganya relatif tinggi.
"Kalau kita jual Minyakita-nya murah, terus jual Kunci Mas-nya mahal nanti nggak laku. Soalnya harga yang Kunci Mas dia sudah mahal, Rp39.000 per kemasan 2 liter," jelasnya.
Untuk menyiasati hal tersebut, Dinar mengaku menaikkan harga Minyakita dan menurunkan harga Kunci Mas.
"Jadi saya turunin harga yang Kunci Mas, tapi saya naikin harga yang Minyakita. Jadi dikawinin gitu. Minyakita saya jual Rp18.000 per liter, yang Kunci Mas Rp37.000 (2 liter)," tutur dia.
Meski begitu, perhitungan tersebut tetap membuat pedagang merugi.
"Pokoknya saya modal kemarin beli satu dus Minyakita Rp234.000 isi 12 liter, itu saya jual cuma Rp220.000. Rugi kan berarti," kata Dinar.
"Itu hitung-hitungan setelah dikawini sama Kunci Mas ya," sambungnya.
Dinar menegaskan harga tersebut memang berasal langsung dari sales distributor. Akibatnya, hanya sedikit pedagang yang mau menjual Minyakita.
"Iya, makanya di pasar ini cuma saya yang jual. Warung sembako lain nggak ada yang jual. Coba saja tanya. Karena rugi jatohnya ya," ucapnya.
Adapun terkait informasi Minyakita bisa dibeli melalui Bulog, Dinar mengaku belum merasakan dampaknya di lapangan.
"Nggak tahu. Belum ada orang Bulog yang nawarin. Kemarin terakhir saya beli masih dari si yang sales itu," ujarnya.
Sementara itu, Abdul, pedagang lain di pasar yang sama, mengaku memilih tidak menjual Minyakita.
"Nggak ada. Mahal lah barangnya. Susah," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meyakini kebijakan terbaru terkait Minyakita akan mampu menurunkan harga minyak goreng rakyat yang saat ini masih bertahan di level tinggi. Upaya tersebut dilakukan melalui penataan distribusi serta penguatan pengawasan di seluruh rantai pasok.
Budi mengatakan, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 43 Tahun 2025 yang ditetapkan pada 9 Desember 2025 dan resmi diundangkan pada 12 Desember 2025. Aturan ini mulai berlaku 14 hari setelah pengundangan dan merevisi Permendag Nomor 18 Tahun 2024.
Dalam regulasi tersebut, produsen diwajibkan menyalurkan sedikitnya 35% Minyakita melalui Perum Bulog dan BUMN Pangan. Kebijakan ini ditujukan untuk menjaga harga minyak goreng rakyat agar sesuai dengan HET.
Budi menegaskan, dampak kebijakan ini tidak bersifat instan. Namun, pemerintah berkomitmen memperketat pengawasan distribusi dari hulu hingga hilir.
"Ya nanti kami pengawasannya ketat. Jadi antara produsen dan BUMN, kita awasi benar. Karena memang 35% itu cukup bagus, angka yang bagus. Selama ini kan ya kalau dihitung-hitung berapa persen, kan sedikit," kata Budi saat ditemui di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Ia menambahkan, pengaturan distribusi dengan porsi tersebut diharapkan dapat mempermudah pengendalian pasokan Minyakita.
"Nah dengan 35% otomatis pasokan akan mudah kita atur. Kita kontrol, kita kerjakan bareng, biar harga terjangkau," ujarnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
1

















































