Fakta-Fakta Terbaru Soal Tarif Baja di Perang Dagang Jilid II Trump

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengambil langkah keras dengan memukul semua impor baja dan aluminium dengan bea masuk sebesar 25%. Hal ini terjadi saat Trump terus memicu kontroversi di sisi perdagangan dengan sejumlah mitra terbesar Washington.

Berikut fakta yang terjadi minggu ini dan apa yang akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang, dikutip dari AFP, Kamis (13/2/2025):


1. Baja dan Aluminium


Tarif 25% untuk baja dan aluminium mulai berlaku pada hari Rabu. Trump mengatakan hal ini dilakukan untuk melindungi industri baja AS yang sedang merosot karena menghadapi persaingan yang semakin ketat, terutama dari Asia.

AS mengimpor sekitar setengah dari baja dan aluminium yang digunakan di negara tersebut untuk membuat berbagai barang mulai dari mobil dan pesawat hingga kaleng soda. Kanada adalah pemasok baja terkemuka ke AS, diikuti oleh Brasil.

Uni Eropa dengan cepat mengungkap pembalasan mulai bulan April. BenuaBiru menargetkan produk AS senilai US$ 28 miliar (Rp 460 triliun) termasuk kapal, bourbon, dan sepeda motor.

Kanada juga mengumumkan tarif tambahan pada hari Rabu atas impor senilai $29,8 miliar (Rp 340 triliun) dari AS, termasuk produk baja dan aluminium serta berbagai barang seperti komputer hingga peralatan olahraga.

Namun, Perdana Menteri terpilihu Kanada Mark Carney mengatakan bahwa ia siap untuk bernegosiasi langsung dengan Trump mengenai perjanjian perdagangan baru untuk menghindari pertikaian ekonomi lebih lanjut.

Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif yang lebih tinggi sebesar 50% pada Kanada setelah provinsi Ontario mengenakan biaya tambahan sebesar 25% pada ekspor listrik ke tiga negara bagian AS. Namun kedua belah pihak kemudian menarik kembali keputusannya.

Produsen baja utama, China, juga berjanji untuk membalas, meskipun ekspornya ke AS kecil jika dibandingkan Kanada. Untuk Brasil, Inggris, dan Meksiko, ketiganya menunda penerapan tindakan balasan.


2. Tensi dagang Amerika Utara

Trump mengumumkan tarif sebesar 25% pada barang-barang Kanada dan Meksiko pada tanggal 1 Februari, dengan tarif yang lebih rendah sebesar 10% untuk minyak Kanada. Namun, beberapa jam sebelum tarif tersebut mulai berlaku pada tanggal 4 Februari, Trump setuju untuk menunda langkah tersebut selama sebulan.

Langsung ke tanggal 4 Maret, tarif mulai berlaku, yang akan berdampak pada impor dari Meksiko seperti alpukat atau tomat dan barang-barang Kanada seperti kayu. Lalu, tiga hari kemudian, Trump memberi kedua negara penundaan satu bulan lagi, kali ini pada produk yang tercakup dalam Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA), sebuah pakta yang ditandatangani pemimpin AS menjadi undang-undang selama masa jabatan pertamanya pada tahun 2020.

Menanggapi jeda tersebut, Kanada menunda gelombang kedua tarif pembalasannya sendiri pada produk AS senilai 125 miliar dolar Kanada (Rp 1.431 triliun) hingga 2 April. Trump telah membenarkan tarif pada Kanada, Meksiko, serta China sebagai tanggapan terhadap imigrasi ilegal dan masuknya obat bius mematikan, fentanil, ke negaranya.

3. China

Trump tidak memberi China keringanan seperti Kanada dan Meksiko. China adalah negara dengan defisit perdagangan terbesar AS, lebih dari US$ 295 miliar (Rp 4.854 triliun) tahun lalu.

Tarif 10% untuk barang dari Negeri Tirai Bambu mulai berlaku pada tanggal 4 Februari. Ini dinaikkan menjadi 20% pada tanggal 4 Maret.

Beijing membalas dengan mengenakan tarif 10% dan 15% pada berbagai impor pertanian dari AS sejak hari Senin. Tarif ini menargetkan sejumlah komoditas pangan, mulai dari kacang kedelai dan jagung hingga ayam dan daging sapi.

China juga telah menerapkan bea masuk sebesar 15% untuk batu bara dan gas alam cair AS, dan 10% untuk minyak dan barang lainnya. Beijing juga telah menolak peran yang dituduhkan dalam rantai pasokan fentanil yang mematikan, dengan mengatakan bahwa Beijing telah bekerja sama dengan Washington dan berpendapat bahwa tarif tidak akan menyelesaikan masalah narkoba.

4. Target Berikutnya?

Trump telah mengatakan bahwa produk dari 27 negara Uni Eropa (UE) akan dikenakan tarif sebesar 25%. Ia mengklaim Benua Birutelah "mengambil keuntungan dari AS".

"Kita akan memenangkan pertempuran finansial itu," ujar Trump.

Uni Eropa memiliki surplus perdagangan sebesar US$ 50 miliar (Rp 822 triliun) dengan AS. Ia telah berjanji untuk membalas dengan tindakan balasan yang proporsional.

5. Tanggal 2 April

Tanggal 2 April mendatang menjadi momen yang penting bagi tonggak perdagangan Trump. Ini merupakan tanggal di mana Trump telah menyepakati rencana AS untuk menerapkan 'tarif timbal balik; yang dapat berlaku bagi sekutu dan musuh. 

Pungutan tersebut akan disesuaikan dengan masing-masing mitra dagang AS dan memperhitungkan tarif yang dikenakan pada barang-barang Amerika, di samping pajak yang menurut Gedung Putih bersifat diskriminatif, seperti pajak pertambahan nilai. Hari ini juga merupakan hari ketika tarif yang tertunda dari Meksiko dan Kanada seharusnya mulai berlaku.

Trump mengatakan tarif untuk mobil, semikonduktor, dan farmasi dapat berlaku paling cepat pada tanggal 2 April, dengan tarif sekitar 25%. Untuk chip komputer dan farmasi, ia mengatakan tarif dapat "naik jauh lebih tinggi selama (satu) tahun".


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: China-Kanada Kobarkan Perang Dagang-Jakarta Awas Banjir Lagi!

Next Article Trump atau Kamala Harris, Ini Dampak Pilpres AS ke Perdagangan Dunia

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |