Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Kepala Komisi Perdagangan Federal (FTC) Lina Khan mengatakan Facebook panik ketika memutuskan mengakuisisi Instagram dan WhatsApp sebagai layanan di bawah induk Meta.
Kala itu, penetrasi smartphone kian meluas. Aplikasi mobile seperti WhatsApp dan Instagram menjadi populer untuk melakukan interaksi secara online.
"[Facebook] melihat perusahaan seperti Instagram dan WhatsApp mengalami pertumbuhan signifikan. Pada poin itu, perusahaan menghadapi opsi beli atau terkubur (buy-or-bury). Jika tak bisa menandingi rival, pilihannya adalah membeli layanan-layanan pesaing," kata Khan dalam program Squawk Box CNBC International, dikutip Selasa (15/4/2025).
Meta akan memulai persidangan anti-kompetisi terkait akuisisi Instagram dan WhatsApp bersama FTC pada Senin (14/4) waktu setempat. Pemerintah menduga raksasa media sosial milik Mark Zuckerberg itu memonopoli pasar media sosial dengan mencaplok Instagram pada 2012 dan membeli WhatsApp pada 2014.
Meta tak segera merespons permintaan komentar dari CNBC International.
Persidangan tersebut berpotensi mengharuskan Meta untuk melakukan divestasi terhadap Instagram dan WhatsApp. Meta telah berupaya membantah dugaan FTC dan meyakini perusahaan tidak melakukan monopoli.
"Tak ada tanggal kedaluwarsa ketika melihat ilegalitas dari transaksi [akuisisi] ini," kata Khan.
"Menurut saya ada alternatif membuat ekosistem media sosial berbeda dari hari ini. Namun, alternatif itu tidak terjadi karena Facebook dulu diperbolehkan untuk melakukan akusisi [Instagram dan WhatsApp," ia menuturkan.
Pada intinya, Khan mengatakan kasus ini bertujuan menjunjung tinggi kebebasan dan keadilan dalam perdagangan. Meski belum ada penyelesaian yang dicapai, namun Khan menggarisbawahi selalu ada ruang terbuka untuk melakukan penyelesaian sebelum kasus ini memiliki kesimpulan akhir.
Meski Presiden AS Donald Trump secara umum tampak dekat dengan para petinggi raksasa teknologi, tetapi Khan mengaku senang karena upaya Zuckerberg untuk membatalkan kasus ini tak berhasil.
Zuckerberg mendonasikan uang sebanyak US$1 juta untuk inaugurasi Trump. Ia juga dilaporkan beberapa kali bertemu Trump sejak Januari 2025.
"Sebelum persidangan berakhir, lalu ada putusan pertanggungjawaban dan kemudian upaya hukum, kita semua hanya bisa menunggu dan mengamati," kata Khan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: