Viral! Nenek Ini Habis Rp4,5 M untuk Belanja Online, Rumah Penuh Paket

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang perempuan berusia 66 tahun di Shanghai viral di media sosial setelah diketahui menghabiskan 2 juta yuan (sekitar Rp4,5 miliar) untuk belanja online. Ia bahkan menyewa satu unit apartemen hanya untuk menyimpan paket-paketnya yang belum dibuka.

Perempuan bernama Wang ini juga memicu perbincangan hangat soal kesehatan mental pada kalangan lansia. Wang tinggal sendirian di sebuah apartemen di Distrik Jiading, Shanghai. Dalam beberapa tahun terakhir, ia membeli berbagai barang dari platform belanja online hingga menimbulkan kekacauan di rumahnya. Barang-barang yang belum dibuka menumpuk, dan tetangganya mengeluhkan bau tak sedap serta sering melihat lalat dan kecoak di sekitar apartemen Wang.

Wang mengaku, ia kecanduan belanja online dan merasa senang saat membelanjakan uang. Ia juga mengungkap alasan di balik kebiasaannya yaitu agar kerabat dan temannya tidak datang untuk meminjam uang.

"Beberapa tahun lalu saya menjual apartemen saya di pusat kota dan membeli rumah ini di Jiading yang lebih pinggiran. Orang-orang mungkin mengira saya punya banyak uang," kata Wang dilansir laman South China Morning Post, Selasa (15/7/2025). "Supaya tidak dimintai pinjaman, saya pilih habiskan uang saya dengan membeli barang-barang. Saat mereka melihat tumpukan barang di rumah saya, mereka akan merasa tidak enak hati untuk meminta pinjaman," ujarnya menjelaskan.

Wang bilang, ia sering berbelanja lewat sesi live streaming dan kebanyakan membeli kosmetik, suplemen kesehatan, dan perhiasan emas. Paket-paket itu kini memenuhi kamarnya hingga ke langit-langit, dan ia mengakui sudah tidak punya tempat tidur.

Bahkan garasi bawah tanah miliknya pun sudah penuh dengan barang-barang. Beberapa bulan lalu, ia memutuskan menyewa satu apartemen tambahan khusus untuk menampung barang-barang tersebut.

Menurut seorang petugas komite perumahan, putri Wang tinggal di luar negeri dan keluarganya jarang menjenguk. Pihak komite sudah menghubungi kerabat Wang agar mereka bisa membantunya berhenti menimbun barang, tapi upaya itu gagal. Pada Mei tahun lalu, komite sempat membersihkan rumah Wang dengan izin darinya, namun kebiasaan menimbunnya tetap berlanjut.

Seorang psikiater di Shanghai, Shi Yanfeng mengatakan, banyak pasien dengan gangguan menimbun (hoarding disorder) juga mengalami depresi dan kecemasan sosial. Yan Feng dari Pusat Kesehatan Mental Shanghai juga menyebut mengobati gangguan menimbun adalah proses jangka panjang.

"Akar masalahnya adalah kesepian," kata warganet di media sosial. Komentar lain menyatakan, "Anak muda harus lebih peduli pada orang tua mereka."


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Ramadan, Kategori Produk Ini Paling Diincar Konsumen RI

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |