Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus berupaya untuk menjaga gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) tetap terjangkau untuk kebutuhan industri. Terutama, di tengah upaya perusahaan memperluas infrastruktur dan pasokan gas nasional.
Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini menyampaikan, guna menjaga harga LNG tetap terjangkau, setidaknya terdapat strategi yang dibagi dalam dua fase. Pertama, peran PGN sebagai penghubung antara sektor hulu dan konsumen akhir.
"Jadi kalau saya lihat di sini, saya membagi menjadi dua phase. Yang phase pertama adalah PGN ini kan bisnisnya di midstream. Nah ketika bisnis di midstream juga berhubungan dengan hulunya, tapi juga berhubungan langsung dengan nanti dengan customer-nya," kata Ratih dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Selasa (15/7/2025).
Menurut dia, harga gas di tingkat hulu menjadi faktor yang cukup penting dalam menentukan harga jual ke konsumen. Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan negosiasi dengan produsen LNG di dalam negeri agar harga tetap kompetitif.
"Nah terkait dengan pertanyaan di hulunya, kita harus sebetulnya terus bernegosiasi ya, karena memang harga hulunya ini menentukan berapa harga jual yang akan kita ke marketnya," kata Ratih.
Lebih lanjut, Ratih mengungkapkan bahwa PGN juga mengoptimalkan portofolio pasokan gas, baik dari jaringan pipa maupun LNG, dengan mengutamakan kontrak jangka panjang.
Ratih membeberkan, di Indonesia sendiri saat ini terdapat tiga produsen LNG utama, yaitu Kilang LNG Tangguh di Papua Barat, DSLNG di Sulawesi Tengah, dan Kilang Bontang di Kalimantan Timur.
"Nah tentu kita terus bernegosiasi terhadap harga-harga ini agar affordability to pay terhadap customer itu bisa di-achieve," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]