Tiba-tiba Harga Emas Kembali Ganas, Ramalan Terbaru Tembus US$4.000

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas akhirnya kembali di zona positif. Sang logam mulia kembali menguat usai indeks dolar Amerika Serikat (AS) makin merosot, hingga penjajahan paksa warga Gaza oleh Israel.

Masalah-masalah baru tersebut mendorong kembalinya proyeksi kenaikan harga emas di tahun ini hingga tahun depan.

Hingga perdagangan hari ini Selasa (6/5/2025) pukul 14.25 WIB, harga emas dunia kembali menguat 1,2% di level US$3.373,59 per troy ons. Kenaikan tersebut melanjutkan kenaikan pada perdagangan sebelumnya yang melesat hingga 2,89%.
Pergerakan ini sangat luar biasa mengingat emas ambruk 3,03% dalam empat hari beruntun dari 29 April-2 Mei 2025.

Melesatnya harga emas saat ini ditopang oleh tiga faktor utama, berikut catatan CNBC Indonesia Research

Melemahnya Indeks Dolar AS

Pergerakan indeks dolar AS terus menunjukkan pelemahan. Hingga perdagangan hari ini Selasa (6/5/2025) pukul 11.06 WIB, indeks dolar AS kembali merosot 0,02% di level 99,81. Pelemahan ini merupakan kejatuhan dolar AS selama tiga hari beruntun.

Melemahnya indeks dolar mendorong peralihan investor dolar menuju aset safe have, sehingga menunjang kenaikan harga emas.

Perang Tarif Seni

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu (4/5/2025) waktu setempat mengumumkan penerapan tarif impor sebesar 100% untuk seluruh film yang diproduksi di luar negeri.

Kebijakan ini, menurut Trump, adalah respons terhadap apa yang disebutnya sebagai "kematian sangat cepat" dari industri film domestik akibat insentif agresif yang diberikan negara-negara lain untuk menarik rumah produksi asal AS agar syuting di luar negeri.

Kebijakan ini, menurut Trump, adalah respons terhadap apa yang disebutnya sebagai "kematian sangat cepat" dari industri film domestik akibat insentif agresif yang diberikan negara-negara lain untuk menarik rumah produksi asal AS agar syuting di luar negeri.

Presiden yang sedang menjalani masa jabatan keduanya itu juga menyatakan telah memberi wewenang kepada lembaga-lembaga pemerintah terkait, termasuk Departemen Perdagangan AS, untuk segera memulai proses penerapan tarif tersebut terhadap semua film yang dibuat di luar Amerika dan kemudian masuk ke pasar domestik.

"KITA INGIN FILM DIBUAT DI AMERIKA, LAGI!" seru Trump dengan huruf kapital penuh dalam pernyataannya.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick memperkuat pernyataan tersebut dengan menulis di akun X, "We're on it."

Namun, baik Trump maupun Lutnick belum memberikan rincian teknis tentang bagaimana kebijakan ini akan dijalankan, termasuk siapa yang menjadi sasaran utama: perusahaan produksi asing atau perusahaan Amerika yang melakukan produksi di luar negeri.

Sentimen tersebut pun berhasil mendorong kenaikan harga emas sejak hari Senin kemarin (5/5/2025) dengan melesat 2,89% di US$3.333,59 per troy ons.

Israel Kembali Menggila di Gaza

Pemerintah Israel dilaporkan telah menyetujui rencana penjajahan paksa wilayah Gaza, Palestina. Hal ini terjadi saat Negeri Zionis itu terus melancarkan serangan tanpa pandang bulu ke wilayah pesisir Palestina itu untuk menumpas milisi Hamas.

Dalam laporan sejumlah media, rencana ini mencakup pendudukan militer penuh dan relokasi paksa penduduk Palestina ke bagian Selatan wilayah tersebut. Rencana baru tersebut dimaksudkan untuk membantu Israel mencapai tujuan perangnya untuk mengalahkan Hamas dan membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza.

"Rencana tersebut akan mencakup, antara lain, penaklukan Jalur Gaza dan penguasaan wilayah tersebut, serta pemindahan penduduk Gaza ke selatan untuk melindungi mereka," kata seorang pejabat Israel, seperti dikutip Agence France Presse, Senin (6/5/2025).

Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel Eyal Zamir juga telah mengumumkan mobilisasi puluhan ribu pasukan cadangan tambahan. Zamir menekankan bahwa lebih banyak pasukan diperlukan untuk "meningkatkan tekanan" pada Hamas.

Pemusnahan kelompok militan tersebut merupakan tujuan Israel, sebagai balasan atas serangan yang dipimpin Hamas ke Israel pada bulan Oktober 2023 yang menewarkan 1.200 korban jiwa di Israel dan penculikan puluhan sandera.

Di sisi lain, pengeboman balasan Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 jiwa di Gaza, sebagian besar warga sipil. Tel Aviv juga telah menghadapi tuduhan melakukan pemboman tanpa pandang bulu, penghancuran infrastruktur sipil yang disengaja, dan penghalangan bantuan kemanusiaan.

Situasi kemanusiaan di Gaza pun semakin memburuk tajam karena blokade yang diberlakukan Israel, yang menyebabkan kekurangan makanan, pasokan medis, dan sumber daya penting lainnya. Organisasi internasional telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas krisis tersebut dan dampaknya terhadap penduduk sipil.

Sementara itu, pada bulan Februari, Presiden AS Donald Trump menganjurkan relokasi "sukarela" warga Palestina dari Gaza ke negara-negara seperti Yordania dan Mesir, dengan mengatakan bahwa hal itu akan memungkinkan daerah kantong itu diubah menjadi zona resor. Meski banyak negara mengecam usulan Trump, Netanyahu menyebutnya sebagai "ide luar biasa" yang harus "diperjuangkan."

Memanasnya perang antara Israel dan Gaza mendorong harga emas semakin menguat.

Beberapa lembaga dan institusi dunia pun memproyeksikan harga emas akan melesat lebih tinggi.

Goldman Sachs

Goldman Sachs sekali lagi menaikkan target harga emas akhir tahun, kali ini menjadi US$3.700 per troy ons, di tengah ketidakpastian seputar keadaan ekonomi global.

Dalam catatannya, Goldman Sach menaikkan target harga 2025 menyusul pemulihan emas yang mengesankan dari aksi jual pasar yang dipicu oleh pengumuman tarif 2 April, yang bahkan mendorong logam safe haven turun sebanyak 5% untuk menutupi kerugian di kelas aset lainnya.

Ini merupakan ketiga kalinya Goldman menaikkan perkiraannya untuk emas tahun ini, dan yang paling agresif (+12%) dari semuanya.

UBS

Bank Swiss UBS meningkatkan perkiraan emas 2025 menjadi US$3.500 per troy ons, naik dari US$3.200 per troy ons sebelumnya.

"Kasus untuk menambah alokasi emas menjadi lebih menarik dari sebelumnya dalam lingkungan ketidakpastian tarif yang meningkat, pertumbuhan yang lebih lemah, inflasi yang lebih tinggi, dan risiko geopolitik yang masih ada," menurut catatan ahli strategi UBS Joni Teves.

Perubahan lanskap perdagangan, ekonomi, dan geopolitik global memperkuat peran emas sebagai tempat berlindung investasi yang lebih aman, Teves menambahkan.

Sebelumnya harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan intraday 22 April 2025 di level US$3.500,05 per troy ons.

JP Morgan

JP Morgan memperkirakan harga emas akan melampaui US$4.000 per troy ons pada tahun depan, menyusul meningkatnya kemungkinan resesi di tengah meningkatnya tarif AS dan perang dagang AS-China yang sedang berlangsung.

Bank tersebut kini memperkirakan harga emas akan mencapai rata-rata US$3.675 per troy ons pada kuartal IV 2025, dalam perjalanan menuju di atas US$4.000 per troy ons pada kuartal II 2026, dengan risiko condong ke arah melampaui perkiraan sebelumnya jika permintaan melampaui ekspektasinya.

"Yang mendasari perkiraan kami untuk harga emas yang akan menuju US$4.000 per troy ons pada tahun depan adalah permintaan emas investor dan bank sentral yang terus kuat dengan rata-rata sekitar 710 ton per kuartal secara bersih tahun ini," menurut catatan JP Morgan.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |