Jakarta, CNBC Indonesia - Pendapatan negara pada semester I-2025 mencapai Rp1.201 triliun (neto) dan bruto sebesar Rp1.451,6 triliun. Angka tersebut masih sekitar 48,3% dari target APBN 2025.
Bahkan menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan 3 tahun terakhir.
Di tengah penerimaan negara yang melemah, APBN tetap harus menjadi motor pertumbuhan ekonomi RI. Ekonom senior Raden Pardede menilai, pelemahan penerimaan negara disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari penerimaan dari komoditas yang menurun hingga kondisi global yang tidak menentu.
"Ya sebetulnya kita tahu bahwa memang penerimaan tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Kalau tahun 2022-2023 kan sangat bagus akibat daripada juga penerimaan kita dari komoditas. Baik itu penerimaan pajak maupun penerimaan non-pajak," ujar Raden Pardede dalam acara dalam program Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, dikutip Kamis (3/7/2025).
"Tapi dari pajak seluruh perusahaan-perusahaan yang profit, termasuk tadi perusahaan-perusahaan tambang, mereka juga bayar pajak lebih dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nah tahun ini terjadi koreksi semua," ujarnya.
Menurutnya, efisiensi dan alokasi anggaran ke sektor-sektor yang produktif menjadi penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tanpa memperlebar defisit secara berlebihan.
Maka dari itu, pemerintah disarankan untuk sedikit menaikkan batas defisit anggaran. Namun dengan catatan, anggaran harus dibelanjakan kepada sektor-sektor produktif.
"Katakan batas yang kita sudah sepakati adalah 3%. Tapi kalau misalkan dulu defisit kita 2,25, ya sudah naikin sampai batas tadi itu 3% misalkan. Tapi pada saat yang sama yang perlu dipastikan, seluruh kegiatan-kegiatan ini memang harus diprioritaskan," ujarnya.
Raden menyarankan agar belanja negara dipertimbangkan berdasarkan kriteria produktivitas dan dampaknya kepada penyerapan tenaga kerja.
"Kombinasi lebih produktif, tetapi juga ada tambahan budget defisit yang saya katakan tadi dalam situasi seperti ini, yang dulunya 2,25. Gak apa-apa, dekatin aja ke tiga. Jadi ada stimulus juga terhadap ekonomi kita. Meskipun tadi penerimaan kita agak berkurang," ujarnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sadar Disorot Investor, Sri Mulyani Buka-bukaan Soal Setoran Pajak RI