Panas! Bomber China Dekati Taiwan Jelang Pertemuan Trump-Xi Jinping

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Selat Taiwan kembali meningkat setelah serangkaian pesawat pengebom strategis China terbang di sekitar wilayah Taiwan untuk melakukan latihan "konfrontasi". Aksi itu dilakukan hanya beberapa hari sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pekan ini.

Latihan udara itu dilaporkan oleh media pemerintah China pada Minggu (26/10/2025) malam dan digambarkan sebagai bagian dari "uji kemampuan tempur" menjelang pertemuan penting antara dua kekuatan besar dunia tersebut.

Menurut laporan saluran militer televisi pemerintah China di platform Weibo, unit-unit di bawah Komando Teater Timur baru-baru ini melakukan latihan tempur yang difokuskan pada kemampuan blokade udara dan serangan presisi.

"Beberapa jet tempur J-10 terbang dalam formasi tempur menuju wilayah udara sasaran yang telah ditentukan, sementara sejumlah pembom H-6K bergerak menuju perairan dan wilayah udara di sekitar Pulau Taiwan untuk melaksanakan simulasi latihan konfrontasi," kata laporan tersebut.

H-6K dikenal sebagai pengebom strategis jarak jauh yang mampu membawa senjata nuklir, menjadikannya salah satu alat paling sensitif dalam arsenal militer Beijing.

Dalam tayangan video yang disiarkan, terlihat bom dijatuhkan dari pesawat, dan salah satu perwira angkatan udara terdengar mengatakan bahwa "garis pantai Taiwan tampak jelas", meskipun rekaman tersebut tidak memperlihatkan daratan secara jelas.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan dengan tegas mengecam laporan tersebut, menyebutnya sebagai upaya propaganda untuk menebar ketakutan.

"Laporan itu jelas merupakan operasi opini publik yang bertujuan menakut-nakuti," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan resmi, sebagaimana dikutip Reuters.

"Kami menyerukan kepada seluruh warga untuk tetap bersatu menghadapi operasi kognitif semacam ini, menjunjung tinggi kebebasan dan demokrasi, serta bersama-sama membela tanah air," lanjutnya.

Meski latihan itu gencar dipublikasikan oleh media pemerintah China, militer Taiwan tidak melaporkan aktivitas mencurigakan dalam beberapa hari terakhir. Dalam buletin hariannya pada Senin pagi, kementerian itu hanya mencatat keberadaan empat pesawat militer China dalam 24 jam terakhir: tiga jet tempur di atas Selat Taiwan dan satu pesawat pendukung di barat daya pulau tersebut.

Adapun dalam pernyataan resminya, media pemerintah China mengatakan bahwa latihan tersebut merupakan "aksi konkret dalam membela kedaulatan nasional dan integritas teritorial, serta menjaga perdamaian dan kebahagiaan ratusan juta rakyat."

Pernyataan itu mempertegas pesan politik Beijing bahwa militer China siap menggunakan kekuatan untuk menegakkan klaimnya atas Taiwan, yang dianggap sebagai bagian dari wilayah China meski pulau itu memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949.

Pertemuan Trump dan Xi di Korea Selatan

Ketegangan ini muncul menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Xi Jinping di sela-sela KTT kawasan di Korea Selatan. Pertemuan tersebut diharapkan membahas berbagai isu strategis, termasuk sengketa dagang yang masih membayangi hubungan kedua negara.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa Taiwan "tidak perlu khawatir" terhadap pembicaraan antara kedua pemimpin itu.

AS, meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taipei, secara hukum tetap berkewajiban menyediakan sarana pertahanan bagi Taiwan melalui Taiwan Relations Act.

Sebelumnya, seorang pejabat senior China menyerukan agar Beijing dan Taipei bekerja sama untuk mencapai "reunifikasi damai", bertepatan dengan peringatan 80 tahun penyerahan Taiwan dari kekuasaan Jepang kepada pemerintah China setelah Perang Dunia II.

Namun, Presiden Taiwan Lai Ching-te dalam sebuah wawancara dengan dua YouTuber Taiwan menegaskan bahwa perdamaian hanya bisa dijaga melalui kekuatan, bukan sekadar janji di atas kertas.

"Kami memiliki cita-cita untuk perdamaian, tetapi tidak boleh berilusi bahwa selembar kesepakatan bisa membawa perdamaian," ujarnya.

Pemerintah Lai telah meningkatkan anggaran pertahanan nasional untuk memperkuat kemampuan militer Taiwan, sebagai bagian dari strategi "pertahanan berbasis kekuatan".

Adapun Beijing sejauh ini menolak berbagai tawaran dialog dari Lai, menuduhnya sebagai "separatis" yang mendorong kemerdekaan de facto Taiwan. Sebaliknya, Lai menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Awas Perang Dunia 3 di 'Bibir' RI, 70 Kapal Militer China Wara-wiri

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |