Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk menerapkan prinsip meritokrasi sebagai landasan utama pengangkatan pejabat struktural di Kementerian Pertanian (Kementan). Pernyataan ini disampaikan dalam sambutannya saat melantik sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Kantor Pusat Kementan, Jumat (2/5/2025).
Pada kesempatan itu, Amran bercerita kalau dia dihubungi oleh seorang keluarga untuk melantik salah seorang calon pejabat Kementan. Setelah dihubungi, Amran justru menolak dan mencoret kandidat titipan keluarganya itu.
"Ini ada kemarin, seharusnya saya lantik. Namun, tadi malam saudara saya mengirim pesan singkat memberikan rekomendasi. Saya langsung putuskan untuk mencoret dan tidak melantiknya pagi ini," tegas Amran dikutip Senin, (5/5/2025).
Prinsip meritokrasi telah konsisten diterapkan di Kementan sejak Amran menjabat kembali pada 2024, bahkan sejak periode pertamanya pada 2014. Kebijakan ini menekankan bahwa pengangkatan jabatan harus berdasarkan kualifikasi, kompetensi, kinerja, integritas, dan moralitas, tanpa memandang latar belakang pribadi atau hubungan kedekatan.
Foto: Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman di kantor Kementerian Pertanian RI, pada Selasa pagi (29/4/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman di kantor Kementerian Pertanian RI, pada Selasa pagi (29/4/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
"Siapa pun bisa naik jabatan asal mampu bekerja dengan baik. Semua kinerja terukur dan langsung saya evaluasi. Jika malas, lebih baik mundur. Negara tidak bisa menunggu; jika menjabat, harus kerja keras," tegas dia.
Amran menegaskan tidak ada ruang untuk upaya "titip jabatan" baik dari keluarga maupun pihak berpengaruh lainnya, dalam penentuan posisi di kementerian yang ia pimpin. Ia membuka peluang bagi semua, tanpa memandang eselon, untuk naik jabatan selama memiliki kontribusi nyata bagi sektor pertanian.
"Jabatan adalah amanah dan harus dipegang oleh orang yang layak berdasarkan kinerja, bukan kedekatan atau relasi pribadi. Jika saya angkat seseorang yang dititip, bagaimana perasaan ribuan orang yang berkompetisi secara sehat? Ini kementerian, bukan perusahaan keluarga," pungkas dia.
(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Indonesia Tolak Permintaan Impor Beras Malaysia, Ini Sebabnya!
Next Article Harga Cabai Rp 110.000/Kg di Jakarta, Amran Beri Respons Tak Terduga