Jakarta, CNBC Indonesia - Saham dividen selalu menarik di mata investor. Pasalnya, saham dividen cenderung lebih defensif saat pasar bergejolak, karena investor tetap memperoleh penghasilan walau harga saham turun.
Menerima dividen memberi rasa reward secara langsung, sehingga investor tidak tergoda menjual saham terlalu cepat. Banyak investor jangka panjang memilih saham dividen sebagai strategi membangun kekayaan yang stabil.
Dividen yang diterima bisa diinvestasikan kembali untuk membeli saham tambahan, yang dalam jangka panjang bisa mempercepat pertumbuhan portofolio melalui efek compounding.
Historisnya, saham yang rajin membayar dividen punya volatilitas lebih rendah dibanding saham yang hanya mengandalkan pertumbuhan harga.
Perusahaan yang rutin dan konsisten membagikan dividen biasanya memiliki laba stabil, arus kas kuat, dan manajemen yang disiplin. Pembayaran dividen juga menunjukkan manajemen percaya diri terhadap prospek keuangan perusahaan.
Namun apakah kalian pernah memperhatikan, saham yang baru saja ex-date dividen cenderung turun karena alasan logis yang berkaitan dengan mekanisme pembagian dividen dan persepsi pasar.
Saat ex-date, investor baru tidak lagi berhak mendapat dividen. Karena itu, harga saham akan secara teoritis turun sebesar jumlah dividen per saham yang dibagikan (price adjustment). Misalnya, jika suatu saham sebelum ex-date harga saham Rp2.000 dan dividennya Rp200 per saham, maka secara teori harga akan turun menjadi Rp1.800 pada hari ex-date.
Selain itu hal yang mendorong penurunan harga saham saat ex-date dividen yakni ketika investor yang membeli saham hanya untuk mendapat dividen (dividend capture strategy), biasanya begitu ex-date lewat, mereka tidak lagi punya alasan untuk menahan saham, sehingga terjadi aksi jual. Penjualan massal ini menambah tekanan turun pada harga.
Bahkan beberapa trader mengantisipasi penurunan harga setelah ex-date, sehingga sudah mulai menjual menjelang atau tepat di hari ex-date. Volume perdagangan yang tinggi di sisi jual membuat harga lebih mudah terkoreksi.
Dari sisi fundamental, setelah dividen dibayar, kas perusahaan berkurang. Meski ini normal, sebagian investor melihatnya sebagai penurunan aset perusahaan sehingga harga wajar saham ikut menyesuaikan.
CNBC Indonesia Research telah mencatat 4 emiten yang akan berpotensi turun usai masa ex-date dividen dalam pekan ini mulai dari 11-14 Agustus 2025.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)