Ada Kilang Minyak Baru 1 Juta Barel, Proyek RI-Rusia Tetap Jalan

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa pembangunan kilang minyak baru berkapasitas 1 juta barel per hari (bph) akan berjalan terpisah dari megaproyek New Grass Root Refinery (NGRR) di Tuban, Jawa Timur yang sudah berjalan proses pembangunannya.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menegaskan bahwa Kilang Tuban yang memiliki desain kapasitas pengolahan minyak sebesar 300 ribu barel per hari (bph) tidak termasuk dalam rencana pembangunan kilang baru ini.

Adapun proyek Kilang Tuban ini merupakan proyek kerja sama antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft. Keduanya membentuk perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PTPRPP).

"Kilang Tuban tidak termasuk (proyek 1 juta bph)," kata Yuliot di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Sementara itu, terkait dengan sumber investasi untuk proyek kilang baru hingga berkapasitas 1 juta barel per hari ini, pemerintah masih dalam tahap konsolidasi. Namun yang pasti, menurutnya proyek ini bisa berbentuk joint venture antara investor asing dengan Pertamina atau melibatkan badan usaha lainnya.

"Jadi bisa dalam bentuk joint venture dengan Pertamina. Jadi apakah ada badan usaha dalam negeri atau ini nanti dari luar tergantung kondisi yang ada. Jadi sehingga seluruh kilang bisa terbangun," katanya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pembangunan kilang berkapasitas 1 juta barel per hari (bph) ini ditujukan guna menjaga ketahanan energi.

"Oh iya, menyangkut dengan minyak, kita akan lagi menyusun agar kita membangun kilang kita sendiri, sekaligus untuk menjaga kualitas daripada minyak," ujar Bahlil ditemui di TBBM Tanjung Gerem, Cilegon, Kamis (13/3/2025).

Bahlil mengatakan, keputusan mengenai pihak yang akan ditunjuk membangun kilang ini masih dalam tahap pembahasan. Namun yang pasti, Pertamina menjadi salah satu kandidat kuat yang dipertimbangkan, lantaran memiliki peran strategis sebagai BUMN di sektor energi.

"Nah menyangkut nanti akan serahkan siapa nanti kita akan bahas. Saya pikir Pertamina salah satu yang harus kita pertimbangkan karena dia adalah BUMN yang di bidang energi," katanya.

Rencana pembangunan proyek kilang minyak hingga berkapasitas 1 juta barel per hari (bph) disampaikan Bahlil usai Rapat Terbatas (Ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto terkait hilirisasi, di Istana Negara, Senin (10/3/2025).

Di dalam hasil rapat tersebut, Bahlil mengungkapkan bahwa setidaknya terdapat beberapa perubahan terkait keputusan akhir. Salah satunya yakni besaran kapasitas kilang yang akan dibangun, dari yang sebelumnya direncanakan 500 ribu bph kini dinaikkan menjadi 1 juta bph.

"Salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel karena kita impor sekitar 1 juta barrels per day. Tadi ada terjadi perubahan akan kita bangun nanti 1 juta barel akan kita bangun di beberapa tempat," kata Bahlil, saat memberikan keterangan pers usai ratas di Istana Negara.

Bahlil membeberkan, pembangunan kilang itu nantinya akan dilakukan di beberapa lokasi. Mulai dari Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Selain itu, ia juga mengungkapkan pemerintah akan membangun oil storage dengan kapasitas 1 juta bph.

Kilang Tuban

Perlu diketahui, kilang minyak Tuban ini direncanakan dibangun dengan kapasitas 300.000 bph. Proyek ini sudah dicanangkan sejak 10 tahun lalu, namun hingga kini belum juga terbangun.

Mengutip situs PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia (PRPP), pada tanggal 7 September 2015, Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) memulai inisiasi rencana pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur melalui surat kepada Kementerian BUMN.

Tuban dipilih dengan mempertimbangkan pelbagai faktor, baik aspek geografi maupun potensi di bidang ekonomi khususnya di Jawa Timur. Sejak tahun 2016 dibentuklah kemitraan bersama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan minyak dan gas internasional asal Rusia, Rosneft melalui skema Joint Venture.

Pada 28 November 2017, bertempat di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kemitraan antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft diwujudkan melalui pembentukan perusahaan Joint Venture PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional menguasai 55% saham PRPP sedangkan 45% sisanya dikuasai oleh afiliasi Rosneft di Singapura yaitu Rosneft Singapore Pte. Ltd. (dahulu Petrol Complex Pte. Ltd).

Setelah melalui serangkaian kajian dan dinamika akhirnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tmur No. 188/23/KPTS/013/2019 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kilang Minyak di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur tanggal 10 Januari 2019 dimana telah dikukuhkan lahan seluas kurang lebih 840 hektar di 4 desa Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban sebagai lokasi pembangunan kilang GRR Tuban.

Kilang GRR Tuban pun telah disahkan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Akan Bentuk Tim Khusus Untuk Pastikan Kualitas BBM

Next Article RI Bakal Bangun Cadangan Penyangga Minyak Cs, Lokasinya Dekat Kilang

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |