3 hours ago
3
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia memaparkan sejumlah capaian kinerja di sektor ESDM sepanjang Semester I-2025. Mulai dari produksi minyak dan gas (migas) hingga hilirisasi di sektor mineral dan batu bara (minerba).
Semula, Bahlil memaparkan target produksi siap jual alias lifting minyak yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 adalah sebesar 605 ribu barel per hari (bph). Sementara, hingga Juni 2025 produksi minyak RI tercatat telah mencapai 608 ribu bph.
Bahlil mengakui sejak 2008 hingga saat ini target realisasi lifting minyak Indonesia tidak pernah mencapai target yang ditetapkan dalam APBN dan selalu berada di bawahnya. Hal ini terjadi lantaran karakteristik industri migas cukup berbeda dengan sektor lain.
Meski demikian, ia optimistis target lifting yang sudah ditetapkan pada tahun 2025 sebesar 605 ribu bph akan tercapai. Terlebih, pihaknya sudah berkomitmen dan juga telah melaporkan capaian produksi minyak Semester I ke Presiden Prabowo Subianto.
"Kami sudah berkomitmen, kami juga sudah melaporkan kepada Bapak Presiden, insya Allah di dalam tahun 2025 ini target APBN bisa tercapai dan ini baru pertama ini sejak 2008. Ini bukan kacang goreng ya," kata Bahlil dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM, dikutip Selasa (12/8/2025).
Dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Semester I-2025, setidaknya Bahlil membeberkan 10 pencapaian utama di sektor ESDM. Berikut rinciannya:
1. Produksi minyak dan gas bumi (migas) hingga Juni tercatat sebesar 1.754,5 MBOEPD. Rinciannya, produksi minyak mencapai 608,1 MBOPD, sementara produksi gas bumi 1.146,4 MBOEPD.
2. Rata- rata distribusi gas bumi hingga Juni mencapai 5.598 billion british thermal unit per day (bbtud). Terdiri untuk kebutuhan domestik sebesar 3.877 BBTUD dan kebutuhan ekspor 1.721 BBTUD.
3. Produksi batu bara mencapai 357,6 juta ton atau 48,34% dari target tahunan 739,67 juta ton. Adapun sebesar 238 juta ton atau 66,5% dari produksi tersebut ditujukan untuk penjualan keluar negeri atau ekspor. Sementara, sebesar 104,6 juta ton atau sebesar 29% dari produksi dijual untuk kepentingan domestik atau Domestic Market Obligation (DMO), yakni untuk pembangkit listrik, smelter dan lainnya. Kemudian sebesar 15 juta ton berupa stok.
4. Kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional meningkat menjadi 105 GW. Angka tersebut bertambah 4,4 GW dibanding akhir 2024. Sementara kapasitas terpasang pembangkit EBT naik signifikan dengan tambahan 876,5 MW pada Semester I 2025, setara 14,5% dari total pembangkit nasional.
5. Realisasi konsumsi listrik per kapita mencapai 1.448 kWh atau 98,9% dari target tahunan sebesar 1.464 kWh.
6. Pemanfaatan program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Biodiesel ke dalam minyak Solar sebesar 40% (B40) hingga Semester I-2025 telah tembus 6,8 juta kilo liter (KL). Angka ini 50,4% dari target sebesar 13,5 juta KL dan menghasilkan penghematan devisa sebesar US$ 3,68 miliar atau Rp 60,37 triliun.
7. Realisasi investasi di sektor ESDM mencapai US$ 13,9 miliar. Angka ini naik sekitar 24,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya dan terbesar dalam lima tahun terakhir.
8. Di tengah tren penurunan harga komoditas, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM pada pertengahan tahun mampu mencapai realisasi sebesar Rp 138,8 triliun atau 54,5% dari target.
9. Penyerapan tenaga kerja di sektor ESDM selama Semester I 2025 yang tercatat telah mencapai 753.578 orang. Mencakup sektor migas, minerba, kelistrikan, dan EBT.
10. Kementerian ESDM menyerahkan dokumen pra-Feasibility Study (pra-FS) untuk 18 proyek hilirisasi prioritas dengan potensi investasi Rp 618,3 triliun dan proyeksi serapan tenaga kerja 273.636 orang.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahlil Kaget, Impor BBM dari Singapura & Negara Arab Harganya Sama
