1 hour ago
2
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan Langkah audit lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk menemukan penyebab banjir banjir Sumatra yang menghantam Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Di Sumatera Utara banjir bandang yang dipicu siklon tropis Senyar ini menghantam 5 Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Sub DAS yakni DAS Batang Toru, DAS Garuga, DAS Badili, Sub DAS Aek Pandan dan sub DAS Sibuluan yang berada di kawasan Bukit Barisan. Dimana setiap DAS memiliki karakteristik yang berbeda dengan tutupan hutan di bagian hulu yang menjadi lahan pertanian lahan kering menyebabkan saat terjadi hujan deras tidak mampu menahan aliran air yang bersar sehingga menyebabkan kerusakan yang besar.
Audit lingkungan sementara terhadap kondisi hulu sungai di DAS di Sumatera Utara mencatat adanya aktifitas pertanian, perkebunan, tambang emas, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLT), perkebunan sawit milik BUMN yang dinilai memperparah dampak hujan deras di atas 350 millimeter dan menyebabkan kerusakan yang besar di bagian hilir.
Ke depan diperlukan review ulang terhadap wilayah rawan bencana termasuk upaya Pemda dalam mewaspadai peringatan bencana untuk meminimalisasi dampak bencana utamanya bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di bawah tebing . Selain itu perbaikan tata ruang DAS dan melarang wilayah hulu sungai dijadikan pertanian lahan kering.
KLH telah meriview dokumen wilayah DAS Sumut untuk menganalisa dampak lingkungan serta menganalisa kontribusi masing-masing kontribusi perusahaan d banjir dan meminta pertanggungjawaban terkait biaya pemulihan dan denda terhadap kerusakan yang disebabkan serta melakukan
tuntutan pidana karena menyebabkan korban jiwa.
KLH bersama K/L dan Pemda akan melakukan rehabilitasi ekosistem termasuk masyarakat guna mengantisipasi ancaman bencana. Saat ini KLH telah melaksanakan audit lingkungan di Sumut dan akan menyusul Sumbar dan Aceh dimana dari temuan didapat fakta bahwa terjadi penurunan luas tutupan hutan sehingga saat hujan teras menghantam, tanah tidak mampu menyerap dan menahan aliran air.
KLH juga melakukan proses penyelidikan atas temuan gelondongan dan timbunan kayu yang terbawa arus banjir terdapat kayu bekas potongan namun jumlahnya tidak banyak dan paling banyak kayu dari tumpukan kayu dari pembukaan hutan.
Seperti apa analisa lingkungan KLH menghadapi banjir Sumatra? Selengkapnya saksikan dialog Shinta Zahara dengan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq dalam Evening Up, CNBC Indonesia (Senin, 08/12/2025)
