Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, kompak menguat pada perdagangan Kamis waktu AS atau Jumat dini hari waktu Indonesia. Penguatan ini menjadi kabar baik setelah Wall Street tumbang pada Rabu.
Indeks S&P 500 menguat pada hari Kamis, didorong oleh lonjakan saham Nvidia. Namun, kenaikan tertahan karena investor bersikap hati-hati menyusul serangkaian perkembangan hukum terkait kebijakan tarif "resiprokal" Presiden AS Donald Trump.
Indeks S&P ditutup menguat 0,4% ke level 5.912,17, meskipun sempat naik hingga 0,9% di awal sesi.
Indeks Nasdaq juga menguat 0,39% menjadi 19.175,87, jauh di bawah kenaikan intraday tertingginya sebesar 1,5%. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average menanjak 117,03 poin atau 0,28%, dan berakhir di level 42.215,73.
Pergerakan bursa saham AS dibayangi oleh proses di Pengadilan Perdagangan Internasional AS. Pengadilan memutuskan bahwa Trump telah melampaui kewenangannya saat memberlakukan tarif "resiprokal". Pengadilan memerintahkan agar tarif-tarif tersebut dibatalkan.
Namun, pemerintahan Trump langsung mengajukan banding setelah keputusan itu, dan pengadilan banding mengembalikan kembali pemberlakuan tarif pada Kamis sore.
Pemerintah juga menyatakan kemungkinan akan mengajukan permohonan ke Mahkamah Agung secepatnya pada Jumat untuk menghentikan sementara putusan awal pengadilan federal.
Kebijakan tarif Trump yang berubah-ubah, ditambah dengan kekhawatiran inflasi akibat prospek tarif tersebut, telah mengacaukan pasar sepanjang bulan lalu.
Beberapa perusahaan bahkan menyebut tarif ini sebagai alasan mereka menurunkan proyeksi pendapatan, serta menyoroti ketidakpastian kebijakan perdagangan dan dampaknya terhadap konsumen.
"Secara umum, pasar tidak menyukai ketidakpastian karena itu membuat proyeksi lebih sulit," ujar Larry Tentarelli, pendiri Blue Chip Daily Trend Report. Kepada CNBC International.
"Kami memperkirakan siklus berita terkait tarif ini akan berlangsung lama dan dapat memicu volatilitas jangka pendek." Imbuhnya.
Pergerakan Wall Street juga ditopang melesatnya kinerja Nvidia.
Di tengah ketidakpastian perang tarif, saham Nvidia melonjak lebih dari 3%, memberi dorongan positif ke pasar. Produsen chip ini melampaui ekspektasi analis baik dari sisi pendapatan maupun laba pada kuartal pertama, dengan unit bisnis pusat datanya tumbuh 73% dibanding tahun lalu.
"Laporan kuat Nvidia ini bisa membangkitkan kembali optimisme investor secara luas, dan membantu pasar fokus pada kekuatan teknologi AI, serta mengalihkan perhatian dari berita-berita tarif dan pajak dari Washington," kata James Demmert, Chief Investment Officer di Main Street Research.
Dengan menguatnya saham kemarin, ketiga indeks diperkirakan akan mengakhiri perdagangan Mei dengan catatan positif.
Sejauh ini, indeks S%P menguat 6,2%, Dow Jones menanjak 3,8% dan Nasdaq terbang 10%.
Kinerja pasar saham yang solid di bulan Mei secara historis menjadi pertanda baik bagi arah pergerakan saham dalam 12 bulan ke depan, menurut Ryan Detrick, Kepala Strategi Pasar di Carson Group.
"Ketika S&P 500 naik lebih dari 5% di bulan Mei, maka dalam 12 bulan berikutnya tidak pernah turun dan rata-rata naik 20%," tulis Detrick dalam sebuah unggahan di platform X (dulu Twitter). CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(mae/mae)