Jakarta, CNBC Indonesia - Bulan akan menampilkan cahaya paling terang dan terbesar sepanjang tahun pada 4 November 2025. Fenomena ini menjadi supermoon kedua dari tiga rangkaian supermoon berturut-turut yang menutup tahun ini.
Supermoon kali ini juga dikenal sebagai "beaver moon", sebuah istilah tradisional masyarakat adat Amerika Utara yang menandai musim berang-berang membangun sarang musim dingin sekaligus periode pemburuan sebelum sungai membeku.
Menurut para ahli astronomi, perbedaan ukuran bulan mungkin sulit terlihat dengan mata telanjang, namun cahayanya diperkirakan cukup terang untuk menimbulkan bayangan samar dan menerangi malam dari senja hingga fajar.
Supermoon terjadi ketika bulan purnama berada pada titik perigee, jarak terdekatnya ke Bumi dalam orbit elips. Purnama 4 November ini berada sekitar 27.000 km lebih dekat dibanding rata-rata orbit bulan, sehingga tampil 7% lebih besar dan hingga 16% lebih terang dibanding purnama biasa.
Purnama November ini akan mencapai puncak kecerahan hampir bersamaan dengan titik terdekatnya ke Bumi, menciptakan penampakan supermoon yang ideal.
Fenomena seperti ini memungkinkan bulan terlihat cukup terang untuk menghapus bintang-bintang redup dan bahkan menimbulkan bayangan di tanah.
Jadwal dan Cara Lihat di Langit Indonesia
Fenomena ini akan menghiasi langit Indonesia pada Rabu, 5 November 2025. Berdasarkan data BMKG, puncak fase purnama akan terjadi pukul 20.19 WIB.
Pada momen tersebut, jarak Bumi-Bulan tercatat 356.980 km, menjadikan Bulan lebih dekat dari biasanya. Ukuran semi-diameter Bulan saat itu mencapai 16' 43,87". Fenomena ini membuat purnama tampak lebih besar dan terang dibanding purnama biasa.
Bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyaksikan Supermoon, BMKG menyebut pengamatan bisa dimulai setelah Bulan terbit pada sore menjelang malam.
Selain itu, Bulan akan mencapai titik Perigee atau jarak terdekat dengan Bumi pada Kamis, 6 November 2025 pukul 05.28 WIB, dengan jarak 356.833 km. Angka ini tercatat sebagai jarak Bumi-Bulan terdekat pada tahun 2025. Pada saat itu, ukuran semi-diameter Bulan sedikit lebih besar, yaitu 16' 44,28".
Sebagai perbandingan, purnama pada 13 April 2025, yang termasuk kategori Apoge atau jarak terjauh Bulan-Bumi, memiliki jarak 406.006 km dengan ukuran semi-diameter 14' 42,65".
Supermoon serupa berikutnya baru akan terjadi pada 24 November 2026, saat "beaver moon" berikutnya mencapai orbit serupa.
Sepanjang malam itu, bulan berada di rasi bintang Taurus (Sang Banteng). Cahaya bulan yang terang bisa menutupi bintang di sekitarnya, tetapi jika ditutup dengan ibu jari atau menggunakan teropong, bintang Aldebaran dapat terlihat.
Selain itu, gugus bintang Pleiades (Tujuh Saudari) juga akan tampak membentuk segitiga langit bersama bulan dan Aldebaran, menambah keindahan langit malam.
(fab/fab)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article Gerhana Matahari Total 2 Agustus Gak Lewat RI, BMKG: Ini Fakta-Rutenya

                        5 hours ago
                                1
                    
















































