RI Dipastikan Tak Lagi Impor Solar di 2026, Ternyata Ini Pendorongnya

2 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan bahwa Indonesia tidak akan lagi melakukan impor Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis Solar pada 2026 mendatang. Hal ini salah satunya dipicu oleh beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur.

Adapun, proyek RDMP Balikpapan yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Balikpapan ini akan menambah kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 100.000 barel per hari (bph) menjadi 360.000 bph.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan rampungnya RDMP Balikpapan akan membuat Indonesia surplus solar.

"Jadi Bapak Menteri sudah menyampaikan bahwa tahun 2026 itu kita tidak lagi mengimpor solar atau diesel ya. Kenapa demikian? Pertama, dengan selesainya RDMP nanti akan diresmikan, itu kita sudah ada kelebihan solar yang akan mulai kita simpan di dalam negeri," kata Laode di Jakarta dikutip Senin (22/12/2025).

Ia pun membeberkan bahwa surplus solar yang dihasilkan nantinya akan diserap untuk kebutuhan domestik, termasuk untuk mendukung implementasi mandatori biodiesel.

"Nah, kelebihan solar ini tentunya nanti akan di-matching-kan dengan B40. Jadi skenario B40 juga sudah ada skenario di semester ke-2 kan itu. Kalau Pak Menteri sudah menyebutkan juga akan introduction ke B50," katanya.

Selain itu, strategi yang disiapkan yakni dengan melakukan penyesuaian produksi di kilang. Menurutnya, rentang produksi diesel cukup fleksibel sehingga sebagian volumenya dapat digeser untuk meningkatkan produksi avtur.

Strategi kedua dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk diesel. Saat ini, produk diesel terbagi menjadi dua jenis, yakni CN48 dan CN51, di mana CN48 merupakan jenis diesel yang digunakan sebagai basis pencampuran FAME dalam program biodiesel.

Sementara, CN51 merupakan bahan bakar diesel khusus yang diperuntukkan bagi mesin-mesin tertentu, seperti yang digunakan di PT Freeport Indonesia, dengan spesifikasi kadar sulfur yang telah memenuhi standar Euro 5.

"Nah artinya apa? Selain tadi digeser sebagian ke solar, kita tambahkan satu unit namanya Hydrotreater. Hydrotreater ini untuk mereduksi kandungan sulfur di diesel, sehingga diesel yang tadinya CN48 bisa berubah menjadi CN51. Kalau sudah menjadi CN51, maka kalau pun lebih berapapun, kita ada kesempatan untuk bisa mengekspor kelebihan tersebut ke luar negeri," katanya.

(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |