Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus penipuan online berbasis kecerdasan buatan (AI) makin sering terjadi. Kini para penjahat memanfaatkan wajah dan suara tokoh publik ternama untuk menipu masyarakat.
Organisasi konsumen 'Which?' memperingatkan bahwa tanpa regulasi yang lebih ketat, masyarakat akan makin rentan terhadap kejahatan digital yang semakin sulit dikenali.
Laporan Which? menemukan sejumlah video deepfake yang menampilkan jurnalis keuangan terkenal Martin Lewis dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
Dalam video palsu itu, keduanya seolah-olah memberikan rekomendasi investasi yang ternyata merupakan skema penipuan untuk menguras rekening korban. Video tersebut bahkan menampilkan seolah-olah skema itu didukung oleh pemerintah dan bebas risiko.
"AI membuat kita jauh lebih sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang palsu. Para penipu sadar akan hal ini dan memanfaatkannya tanpa ampun," ujar Rocio Concha, Direktur Kebijakan dan Advokasi Which?, dikutip dari TechRadar, Kamis (30/10/2025).
Concha menilai perusahaan teknologi besar seperti YouTube, X (dulu Twitter), dan Meta belum cukup berupaya mencegah penipuan semacam ini. Karena itu, Which? mendesak pemerintah agar memasukkan langkah tegas terhadap Big Tech dalam strategi nasional pencegahan penipuan yang akan datang.
Laporan Which? juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada influencer keuangan atau video berisi ajakan investasi tanpa verifikasi.
Data dari Financial Conduct Authority (FCA) menunjukkan sekitar 20% investor masih percaya pada saran dari influencer daring ketika membuat keputusan investasi.
Lebih berbahaya lagi, pelaku kini dapat dengan cepat membuat situs palsu yang meniru media tepercaya seperti BBC atau Which? menggunakan teknologi AI, sehingga korban sulit membedakan situs asli dan palsu.
Untuk menghindari jebakan penipuan AI, masyarakat disarankan periksa sumber konten. Anda perlu pastikan akun berasal dari kanal resmi atau memiliki tanda verifikasi.
Kemudian jangan klik tautan mencurigakan, selalu pastikan alamat situs benar dan aman. Lalu, laporkan konten palsu, gunakan fitur pelaporan di platform media sosial. Dan gunakan situs resmi lembaga keuangan untuk bertransaksi atau berinvestasi.
YouTube sendiri telah mengembangkan alat baru yang memungkinkan kreator menandai video tiruan berbasis AI. Fitur ini mungkin belum secara langsung menangani penipuan keuangan berbasis deepfake, tetapi dianggap sebagai langkah awal yang positif untuk membantu mengidentifikasi konten deepfake di platform tersebut.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 4 Modus Penipuan Terbaru Pakai AI, Sudah Banyak Korbannya

3 hours ago
2
















































