Jakarta, CNBC Indonesia - Di banyak keluarga Indonesia, ibu sering menjadi penopang utama rumah tangga. Ia mengurus anak, pasangan, hingga kebutuhan rumah sehari-hari. Namun di balik peran besar itu, kesehatan ibu kadang terabaikan.
Momentum Hari Ibu menjadi pengingat, menjaga kesehatan perempuan, khususnya ibu bukan sekadar urusan pribadi, tetapi berkaitan langsung dengan kualitas hidup seluruh keluarga. Baik kesehatan fisik maupun mental, keduanya sama-sama berperan penting.
Psikolog dari Primaya Hospital Kelapa Gading, Fransiska Xaveria Aryani mengatakan, ibu sering kali menempatkan kebutuhan orang lain di atas dirinya sendiri. Dalam jangka panjang, kondisi ini berisiko memicu kelelahan fisik dan tekanan emosional yang tidak disadari.
"Ketika kelelahan dan tekanan emosional tidak tertangani, dampaknya bisa meluas. Bukan hanya ke ibu, tetapi juga pada dinamika keluarga secara keseluruhan," ujar Fransiska dalam keterangan persnya pada Senin (22/12/2025).
Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, penyakit tidak menular masih menjadi tantangan besar bagi perempuan Indonesia. Kanker payudara, kanker serviks, diabetes, hingga gangguan metabolik tercatat sebagai penyebab utama penurunan kualitas hidup perempuan.
Masalahnya, banyak kasus baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut, ketika penanganan menjadi lebih sulit dan berisiko. Karena itu, Fransiska menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk perhatian pada kesehatan mental.
"Deteksi dini mampu membantu ibu tetap menjalankan perannya tanpa harus mengorbankan kesejahteraan diri sendiri," katanya.
Perhatian terhadap kesehatan ibu juga menjadi krusial sejak masa kehamilan. Kondisi fisik dan mental ibu hamil berpengaruh langsung pada tumbuh kembang janin. Pemeriksaan medis berkala, asupan gizi seimbang, serta dukungan emosional dari keluarga menjadi pondasi penting kehamilan yang sehat.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Risma Maharani, menjelaskan pemeriksaan kehamilan sebaiknya tidak hanya berfokus pada USG rutin.
"Pemeriksaan fetomaternal penting untuk mendeteksi risiko sejak dini, baik pada ibu maupun janin. Dengan begitu, potensi komplikasi bisa dicegah lebih awal," kata dr. Risma.
Di luar kehamilan, kata ia, kesehatan reproduksi perempuan juga membutuhkan perhatian serius. Berdasarkan data Global Cancer Observatory, kanker masih menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia.
Pada perempuan, kanker payudara dan kanker serviks menempati posisi teratas sebagai jenis kanker yang paling sering terjadi. WHO mencatat kanker serviks sebenarnya termasuk jenis kanker yang bisa dicegah melalui vaksinasi HPV dan skrining rutin.
Namun di lapangan, masih banyak perempuan yang datang berobat ketika kondisi sudah berat.
"Deteksi dini dan vaksinasi adalah kunci menurunkan risiko kanker serviks. Sayangnya, kesadaran untuk melakukan skrining masih rendah," ujar dr. Risma.
Di tengah kesibukan sehari-hari, dr. Risma menyarankan ibu tetap menjaga kebiasaan dasar untuk mempertahankan kesehatan. Mulai dari pemeriksaan rutin meski belum ada keluhan, konsumsi makanan bergizi, aktivitas fisik ringan, hingga menjaga kualitas tidur dan kesehatan mental.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
3
















































