Jakarta, CNBC Indonesia - Sedikitnya 64 orang tewas dalam operasi polisi paling mematikan yang pernah terjadi di Rio de Janeiro. Penggerebekan besar-besaran ini menargetkan geng kriminal utama menjelang acara-acara global terkait iklim, termasuk KTT C40 dan Earthshot Prize Pangeran William.
Pemerintah negara bagian Rio menyatakan operasi hari Selasa (28/10/2025) itu adalah operasi terbesar yang pernah menargetkan geng Comando Vermelho, salah satu geng terbesar.
Jumlah korban tewas, yang dikonfirmasi oleh Gubernur Rio Claudio Castro, termasuk empat petugas polisi. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat jumlah korban tewas dari operasi polisi paling mematikan Rio sebelumnya.
Operasi ini melibatkan 2.500 personel keamanan yang menyebar di kompleks favela (permukiman kumuh) Alemao dan Penha, dekat bandara internasional kota. Polisi merilis rekaman video yang menunjukkan tersangka menggunakan drone bersenjata granat untuk melawan polisi. Rekaman tersebut juga memperlihatkan pria bersenjata melarikan diri ke area hutan di dekat operasi.
"Kami berdiri teguh menghadapi narcoterorism," kata Castro dikutip Reuters.
Castro juga mengonfirmasi 81 penangkapan dilakukan. Ini seiring dengan upaya pihak berwenang untuk memenuhi 250 surat perintah penangkapan dan penggeledahan dalam operasi yang menargetkan gembong narkoba dan operasi pencucian uang mereka.
Namun, operasi bergaya militer dengan korban sipil yang tinggi ini memicu kritik keras dari kelompok masyarakat sipil. Carolina Ricardo, direktur eksekutif dari think tank keamanan Sou da Paz, menyebutnya sebagai tragedi.
"Ini adalah pendekatan yang sepenuhnya gagal, karena tidak benar-benar menargetkan mata rantai dalam rantai produksi narkoba," tegasnya.
Di sisi lain, Menteri Kehakiman Federal Brasil, Ricardo Lewandowski, mengatakan pemerintah federal tidak menerima permintaan dukungan apa pun dari otoritas negara bagian sebelum operasi "berdarah" tersebut. Ia mengaku hanya mengikuti perkembangan melalui laporan media.
Bentrokan tersebut telah mengganggu rutinitas puluhan sekolah dan fasilitas medis, mengalihkan rute bus, dan menyebabkan kemacetan lalu lintas di beberapa lingkungan di ibu kota negara bagian. Asap terlihat membubung di atas cakrawala ikonik pada hari Selasa ketika geng-geng membakar mobil untuk memperlambat laju kendaraan lapis baja.
Rio de Janeiro, yang menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2024 dan KTT BRICS pada Juli lalu, akan menjadi tuan rumah KTT global C40 minggu depan, diikuti oleh Prince William's Earthshot Prize yang menjadi bagian dari persiapan menuju KTT Iklim PBB, COP30, di Belem pada November.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Antisipasi Tarif Trump, BRICS Perkuat Integrasi Dagang Anggota

3 hours ago
1

















































