Hiring Freeze Bayangi Amerika, Gelombang Pengangguran Mengintai

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mulai menunjukkan tanda-tanda kehilangan momentumnya.

Data terbaru menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat drastis sepanjang 2025, dengan tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir, yakni 4,1%. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran apakah perekonomian AS tengah memasuki fase "hiring freeze" atau pembekuan rekrutmen.

Sejak pemulihan pasca pandemi, pasar tenaga kerja AS kerap menjadi pilar utama ketahanan ekonomi. Namun, tren sepanjang paruh pertama 2025 memperlihatkan perlambatan signifikan.

Data Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) mencatat, penciptaan lapangan kerja bulanan hanya berkisar puluhan ribu, jauh di bawah tren 2021-2022 ketika tambahan pekerjaan bisa mencapai ratusan ribu per bulan.

Dalam laporan Visual Capitalist, tercatat pada Juni 2025, AS justru kehilangan 13 ribu pekerjaan. Angka ini kontras dengan tahun-tahun sebelumnya yang masih mencatat tambahan ratusan ribu posisi baru.

Pada Agustus 2025, penciptaan lapangan kerja hanya 22 ribu, sementara tingkat pengangguran menanjak, menandakan pasar kerja tidak lagi mampu menyerap tenaga kerja baru dalam jumlah signifikan.

Salah satu penyebab perlambatan ini adalah tingkat suku bunga tinggi yang membatasi ruang ekspansi perusahaan. Biaya pinjaman yang lebih mahal membuat korporasi menahan diri dalam melakukan investasi, termasuk ekspansi tenaga kerja. Selain itu, sejumlah perusahaan besar seperti Google, Amazon, hingga UPS mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran sejak 2024 hingga 2025. Hal ini memperparah pelemahan pasar tenaga kerja yang sudah rapuh.

Fenomena "long-term unemployment" juga meningkat. Hampir dua juta orang di AS kini menganggur dalam jangka panjang (lebih dari 27 minggu), hampir dua kali lipat dibandingkan awal 2023. Tren ini berpotensi menekan daya beli rumah tangga dan memperlambat konsumsi domestik yang selama ini menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

Sektor yang paling tertekan adalah teknologi, keuangan, dan logistik. Meski lowongan kerja di beberapa industri tetap tinggi, banyak perusahaan memilih menunda perekrutan atau menarik kembali iklan lowongan.

Kondisi ini membuat istilah "hiring freeze" relevan untuk menggambarkan situasi saat ini perusahaan menekan belanja tenaga kerja di tengah ketidakpastian prospek ekonomi.

Jika tren ini berlanjut, AS berisiko masuk ke periode perlambatan ekonomi yang lebih dalam. Pasar tenaga kerja yang melemah dapat mengurangi daya saing global, memperlambat investasi, dan meningkatkan risiko resesi. Meski demikian, sejumlah analis menilai bahwa Federal Reserve berpotensi melonggarkan kebijakan moneter jika pelemahan pasar kerja semakin tajam.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |