Jakarta, CNBC Indonesia - Harvard University mengumumkan kebijakan baru tentang biaya perkuliahan bagi orang tua berpenghasilan rendah pada Senin (17/3/2025) kemarin. Biaya kuliah gratis akan diberikan bagi mahasiswa dari keluarga dengan penghasilan tahunan sebesar US$200.000 (sekitar Rp3,1 miliar) atau kurang.
Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tahun akademik 2025-2026 dan berlaku bagi mahasiswa di Harvard College atau sekolah sarjana universitas tersebut.
"Harvard telah lama berupaya membuka akses bagi mahasiswa paling berbakat, tanpa memandang kondisi finansial mereka," ujar Dekan Fakultas Seni dan Sains Harvard, Hopi Hoekstra seperti dikutip CNBC International, Rabu (19/3/225).
Menurutnya, investasi dalam bantuan keuangan ini bertujuan untuk menjadikan pendidikan di Harvard College dapat diakses oleh setiap mahasiswa yang diterima. Sehingga, kata ia, para mahasiswa bisa mengejar passion akademiknya dan memberikan dampak positif bagi masa depan.
Pengumuman ini menjadi kabar baik bagi banyak keluarga, terutama mengingat biaya kuliah di Harvard College saat ini mencapai US$56.550 (sekitar Rp880 juta) per tahun untuk tahun akademik 2024-2025. Kendati begitu, keluarga masih harus menanggung biaya lainnya seperti akomodasi, perlengkapan, dan transportasi yang diperkirakan mencapai US$26.000 (sekitar Rp405 juta) per tahun.
Bagi keluarga dengan penghasilan tahunan US$100.000 (sekitar Rp1,56 miliar) atau kurang, mahasiswa tidak hanya akan mendapatkan kuliah gratis, juga mendapatkan dana bantuan sebesar US$2.000 (Rp31 juta) di tahun pertama serta tambahan bantuan serupa di tahun ketiga untuk membantu mereka mempersiapkan transisi keluar dari dunia perkuliahan.
Harvard University, yang merupakan universitas tertua di Amerika Serikat, memiliki banyak alumni berpengaruh, termasuk mantan presiden John F. Kennedy dan Franklin Delano Roosevelt, serta pemimpin bisnis seperti mantan CEO YouTube Susan Wojcicki dan pendiri Microsoft Bill Gates.
Universitas ini memiliki salah satu dana abadi akademik terbesar di dunia, dengan total lebih dari US$53 miliar (sekitar Rp828 triliun) pada 2024. Dana ini menjadi sumber utama pendanaan bagi program bantuan keuangan mereka.
Sejak 2004, Harvard telah menawarkan kuliah gratis bagi keluarga dengan penghasilan di bawah batas tertentu, yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Sebelumnya, pada 2023, batas tersebut masih berada di angka US$85.000 per tahun.
Selain itu, sejak 2007 Harvard telah menghapuskan skema pinjaman mahasiswa dalam program bantuan keuangannya, menggantinya dengan hibah yang tidak perlu dikembalikan. Meski demikian, data dari Harvard's Opportunity Insights menunjukkan bahwa kurang dari 5% mahasiswa Harvard berasal dari keluarga dengan pendapatan 20% terendah di AS, sementara hampir 40% mahasiswa berasal dari keluarga dengan pendapatan tertinggi 5%.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini: