Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kantor Jakarta mulai menunjukkan sinyal kebangkitan di kuartal III 2025, didorong peningkatan okupansi dan keterbatasan pasokan baru. Data riset dari Colliers mengindikasikan, ada sedikit kenaikan.
Okupansi di kawasan CBD (Central Business District) tercatat mencapai sekitar 75% pada kuartal III 2025, naik sekitar 2% secara tahunan. Gedung premium dan Grade A menjadi penggerak utama pemulihan, dengan okupansi masing-masing mencapai 82% dan 77%. Sementara itu, di luar CBD okupansi sedikit menurun menjadi 70%, terutama akibat persaingan dengan CBD yang kian menarik bagi penyewa kelas atas.
Dari sisi sewa, tingkat sewa rata‑rata kantor CBD pada kuartal ini berada pada kisaran Rp224.500/sqm/bulan, ada koreksi minor 1% secara tahunan, sementara gedung Grade A di luar CBD mendekati Rp161.000/sqm/bulan, sedikit mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya.
Dari sisi pasokan baru juga sangat terbatas. Tidak ada gedung komersial besar yang selesai di area CBD pada kuartal ini, sehingga total stok tetap berada di kisaran 7,4jutasqm. Pasokan tahunan diharapkan hanya bertambah 65.000-70.000sqm selama periode 2025-2028, jauh di bawah tekanan untuk mencukupi permintaan.
Riset Colliers memproyeksikan, laju permintaan akan stabil. Sewa dan harga jual juga diprediksi mengalami kenaikan moderat sekitar 2% per tahun selama periode 2025-2028, dengan catatan pasokan tetap terkendali.
Untuk harga tanah, di kawasan CBD, harganya tetap stabil sekitar Rp58 juta/sqm, sedangkan di luar CBD berada di kisaran Rp42 juta/sqm. Minat investasi masih ada, terutama dari pengembang dan investor asing yang menaruh perhatian pada lokasi di emerging business district seperti Jakarta Utara dan Barat.
Para pemilik gedung kini ditantang untuk berinovasi agar tetap menarik di pasar yang semakin kompetitif. Renovasi fasilitas termasuk meningkatkan efisiensi ruang, penggunaan sertifikasi gedung hijau, dan akses yang baik ke transportasi publik menjadi kunci diferensiasi. Dalam jangka menengah, perluasan jaringan angkutan massal di Jakarta diharapkan semakin memperkuat daya tarik lokasi kantor.
Meski pasar masih difavoritkan penyewa (tenant driven), perlahan Jakarta tampak siap menapaki tahap pemulihan, terutama jika pasokan tetap terkendali dan permintaan dari sektor teknologi, keuangan, dan energi terus menguat.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Tanah Dekat Rumah Prabowo Dijual Rp 205 Miliar, Begini Statusnya