Harga Batu Bara Anjlok Usai Naik 3 Hari, Tenang Ada Kabar Baik Menanti

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara akhirnya tumbang setelah melesat tiga hari beruntun.

Merujuk Refintiv, harga batu bara ditutup di posisi US$ 108,9 per ton atau anjlok 0,9% pada perdagangan Kamis (30/10/2025).

Pelemahan ini memutus tren positif harga batu bara yang menguat 2% dalam tiga hari beruntun sebelumnya.

Mlemahnya harga batu bara disebabkan kabar buruk melandainya permintaan. Kendati melemah banyak kabar positif yang datang dari China.

Analis DBX Commodities menunjukkan China, India, Jepang, dan Korea Selatan yang merupakan empat importir batu bara terbesar di dunia seluruhnya diperkirakan mencatat penurunan kedatangan kargo pada Oktober dibandingkan September.

Kendati demikian, harga batu bara thermal yang dikirim lewat laut di Asia terus melanjutkan pemulihan moderat dari level terendah dalam empat tahun. Kenaikan tersebut terjadi dengan mengorbankan volume karena para importir utama mulai memangkas permintaan.

Harga untuk jenis batu bara termal Australia dan Indonesia terus naik sejak menyentuh titik terendah pada awal Juni, setelah berada dalam tren penurunan sejak Oktober 2023.

Sementara harga yang lebih rendah sempat mendorong permintaan impor pada Juli dan Agustus, kenaikan harga saat ini tampaknya membuat pembeli kembali menahan diri.

Impor batu bara termal China yang dikirim lewat laut diperkirakan mencapai 28,17 juta metrik ton pada Oktober, turun dari 28,43 juta pada September dan juga lebih rendah dibandingkan 33,53 juta pada Oktober tahun lalu.

India, importir batu bara terbesar kedua di dunia, diperkirakan mengimpor 13,35 juta ton batubara termal pada Oktober, turun dari 13,76 juta pada September dan di bawah 13,82 juta pada Oktober tahun lalu.

Jepang sebagai importir terbesar ketiga diperkirakan oleh DBX mengimpor 9,52 juta ton pada Oktober, turun dari 10,44 juta pada September dan 9,94 juta pada Oktober 2024.

Korea Selatan, importir terbesar ke empat, diperkirakan menerima 6,45 juta ton pada Oktober, turun dari 8,19 juta pada September, namun lebih tinggi dibandingkan 5,92 juta pada Oktober tahun lalu.

Mengingat terdapat jeda beberapa minggu antara waktu pengaturan pengiriman dan kedatangan fisik, masuk akal bahwa penurunan impor pada Oktober mencerminkan kenaikan harga yang terlihat sejak Juli.

Harga Mulai Pulih

Harga batu bara Australia dengan kalori 5.500 kilokalori per kilogram (kcal/kg) yakni jenis yang populer di China dan India ada di level US$76,34 per ton pada pekan yang berakhir 20 Oktober.

Harga tersebut telah naik 16% dari level terendah empat tahun sebesar US$65,72 pada awal Juni dan kini berada di level tertinggi sejak pekan yang berakhir 3 Maret.

Batu bara Indonesia dengan kalori 4.200 kcal/kg dinilai Argus di level US$45,26 per ton dalam tujuh hari hingga 20 Oktober, naik 12% dari level terendah empat tahun sebesar US$40,45 pada pekan yang berakhir 4 Juli.

Jepang dan Korea Selatan lebih menyukai batu bara termal Australia dengan kualitas lebih tinggi.

Harga batu bara 6.000 kcal/kg di Pelabuhan Newcastle dinilai oleh globalCOAL sebesar US$105,34 per ton pada Rabu, naik dari US$103,74 pada pekan sebelumnya.

Namun, harga Newcastle relatif stabil dalam kisaran sempit sekitar US$104 per ton dalam beberapa pekan terakhir.

Hal ini berarti bahwa penurunan impor di Jepang dan Korea Selatan kemungkinan lebih disebabkan oleh melemahnya permintaan pada musim "bahu" (shoulder season) antara puncak musim panas di belahan bumi utara dan musim dingin yang akan datang.

Tren terbaru impor dan harga batu bara termal Asia yang dikirim lewat laut menunjukkan bahwa pasar secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni pembeli yang sensitif terhadap harga seperti China dan India,serta konsumen yang permintaannya lebih dipengaruhi faktor musiman seperti Jepang dan Korea Selatan.

Pasokan di China Turun

Stok batu bara kokas di tambang-tambang utama turun ke level terendah dalam beberapa tahun, memicu kenaikan permintaan impor dan peningkatan aktivitas pencarian kargo dari pembeli.

Persediaan batu bara kokas di tambang terutama di China dan India jatuh ke level terendah dalam beberapa tahun.

Turunnya stok disebabkan oleh tingginya konsumsi dari sektor baja serta gangguan pasokan dari beberapa wilayah produsen (Australia, Mongolia, dan AS).

Cuaca buruk dan kendala logistik juga memperlambat pengiriman dari Australia dan Mongolia.

Penurunan stok datang berbarengan dengan upaya perusahaan memicu peningkatan permintaan impor dari pabrik baja dan trader.

Banyak pabrik baja mulai mencari kargo (inquiries) untuk pengiriman November-Desember. Import inquiries meningkat signifikan dari India, China, Vietnam, dan beberapa negara Asia lainnya.

Dengan stok yang menipis dan permintaan impor yang meningkat, harga batu bara kokas berpotensi bergerak naik.

Pasar menjadi lebih sensitif terhadap gangguan pasokan, terutama dari Australia yang merupakan pemasok utama coking coal global.

Pemulihan output pabrik baja di Asia, terutama di India, mendongkrak konsumsi batu bara kokas. Meski sektor properti China masih lemah, permintaan baja untuk infrastruktur dan manufaktur tetap menopang pasar.

Sxcoal melaporkan harga batu bara domestik China tetap kokoh berkat tingginya konsumsi dari sektor kelistrikan dan industri.

Permintaan listrik tetap tinggi di beberapa wilayah karena musim dingin mulai mendekat dan aktivitas industri meningkat.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |