Hamas dan Hizbullah Puji Sikap Paus Fransiskus soal Gaza, Sebut Ini

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (14/4/2025) tidak hanya mengguncang umat Katolik dunia, tetapi juga memicu reaksi dari kelompok-kelompok di Timur Tengah yang selama ini menghargai sikap sang pemimpin Gereja Katolik terhadap penderitaan rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza.

Hamas dan Hizbullah termasuk pihak yang menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus, dengan menyoroti keberpihakannya pada nilai-nilai kemanusiaan dan seruan damai selama masa kepemimpinannya.

Paus Fransiskus wafat dalam usia 88 tahun setelah sempat dirawat lebih dari sebulan di rumah sakit akibat komplikasi kesehatan, termasuk pneumonia. Namun, beliau sempat kembali ke kediaman Vatikan dan tampil pada Misa Paskah di Lapangan Santo Petrus, sebelum kemudian meninggal mendadak akibat stroke dan henti jantung.

Dalam pernyataan resminya, kelompok Hamas menyebut Paus Fransiskus sebagai salah satu suara moral paling lantang yang mengutuk kekejaman perang dan genosida terhadap rakyat Palestina.

"Dalam banyak kesempatan, beliau menyuarakan penentangan terhadap agresi dan peperangan di seluruh dunia, dan menjadi salah satu tokoh agama yang dengan tegas mengecam kejahatan perang dan tindakan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza," tulis Hamas, dilansir Newsweek.

Pujian serupa datang dari tokoh politik Hamas, Bassem Naim. "Beliau adalah salah satu pendukung paling menonjol terhadap hak-hak sah rakyat Palestina, dengan posisi yang jelas dan prinsipil dalam menentang perang dan genosida yang menimpa rakyat Palestina dalam beberapa bulan terakhir. Kehilangan sosok sepenting ini menciptakan kekosongan yang sulit untuk diisi," ujarnya.

Sementara itu, Hizbullah, kelompok yang berbasis di Lebanon dan berkonflik dengan Israel, juga menyampaikan belasungkawa mendalam.

Dalam pernyataannya, Hezbollah memuji Paus Fransiskus sebagai sosok yang memperjuangkan perdamaian, menolak perang, dan membangun jembatan antaragama, antarperadaban, dan antarbangsa untuk menciptakan dialog dan keadilan.

"Paus Fransiskus dengan jelas menyerukan penghentian agresi Israel di Gaza hingga saat-saat terakhir hidupnya. Beliau mengecam pembantaian terhadap rakyat Palestina, menuntut bantuan kemanusiaan, dan secara resmi mengakui Negara Palestina," tulis Hizbullah.

Mereka juga menekankan dukungan Paus terhadap Lebanon dalam setiap tahap krisis yang dihadapi negara itu.

"Kami menyerukan kepada rakyat Lebanon dari berbagai latar belakang agama untuk merenungkan kata-kata Paus Fransiskus yang menggambarkan Lebanon sebagai 'pesan dengan makna besar', sebagai model hidup berdampingan dan persatuan nasional," tambah pernyataan tersebut.

Paus Fransiskus telah dikenal sebagai tokoh internasional yang konsisten menyuarakan kepedulian terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Dalam pesan Paskah terakhirnya sebelum wafat, ia menyampaikan keprihatinan terhadap meningkatnya anti-Semitisme di dunia, namun juga menyuarakan kepedulian mendalam terhadap penderitaan rakyat Gaza, termasuk komunitas Kristiani di sana.

"Saya memikirkan rakyat Gaza, khususnya komunitas Kristiani di sana, di mana konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian, kehancuran, dan menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan sangat menyedihkan," tulis Paus dalam pernyataan resmi Vatikan.

Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan dimulainya perang besar-besaran di Gaza, Paus Fransiskus beberapa kali menyerukan pembebasan sandera dan solusi melalui dialog.

Pada November 2024, Paus secara tegas meminta penyelidikan terhadap dugaan genosida atas tindakan militer Israel di Gaza-sebuah langkah yang jarang diambil Vatikan dan sempat memicu reaksi dari sejumlah pihak di Israel.

"Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki karakteristik genosida. Ini harus diselidiki dengan cermat untuk menentukan apakah sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan oleh para pakar hukum dan lembaga internasional," tulis Paus dalam bukunya untuk menyambut Yubileum 2025.

Hubungan Paus Fransiskus dengan rakyat Palestina bahkan telah terbangun jauh sebelum konflik terbaru. Dalam kunjungan ke Betlehem pada 2014, ia berhenti dan berdoa di tembok pemisah yang dibangun Israel-tindakan yang dianggap simbolik dan menyentuh banyak hati umat Kristen Palestina.

Bahkan ketika dirawat di rumah sakit, Paus dilaporkan masih menelepon pemimpin umat Kristiani di Gaza untuk menyampaikan dukungan dan mengecam "anak-anak yang ditembak dengan senapan mesin, pemboman sekolah dan rumah sakit."

Di sisi lain, Presiden Israel Isaac Herzog juga menyampaikan belasungkawa dan menghargai komitmen Paus Fransiskus terhadap dialog antaragama.

"Beliau benar-benar menilai pentingnya menjalin hubungan kuat dengan dunia Yahudi dan memajukan dialog antaragama sebagai jalan menuju pemahaman dan saling menghormati. Saya berharap doanya untuk perdamaian di Timur Tengah dan pembebasan para sandera segera terkabul," ujarnya.

Wafatnya Paus Fransiskus diyakini meninggalkan kekosongan suara internasional yang kuat dalam menyuarakan perdamaian, keadilan, dan martabat manusia. Banyak rakyat Palestina merasakan kehilangan seorang pembela, sementara konflik di Gaza terus berlanjut tanpa tanda-tanda gencatan senjata atau pembebasan sandera, dengan kedua belah pihak saling menolak syarat perdamaian.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Serang Gedung di Beirut Selatan, 3 orang Tewas

Next Article Israel Tiba-Tiba Luncurkan 3 Roket ke Lebanon

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |