Dilarang Beroperasi saat Mudik, Pengusaha Truk Curhat Bisa Rugi Rp 5 T

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) memprediksi potensi kerugian akibat pelarangan beroperasinya truk barang saat mudik Lebaran 2025 mencapai hingga triliunan rupiah. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Aptrindo, Gemilang Tarigan mengatakan potensi kerugian ekonomi akibat pelarangan beroperasinya truk besar di masa mudik 2025 mencapai Rp 5 triliun.

"Karena ini efeknya cukup rumit, kami ingin supaya pemerintah mendengar. Kalau angka kerugian yang terjadi bisa triliunan, Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun," kata Gemilang dalam konferensi pers, Selasa (18/3/2025).

Gemilang menambahkan, selain kerugian ekonomi pelarangan ini juga berdampak pada kepercayaan luar negeri kepada Indonesia. Hal ini karena akan mengganggu jadwal-jadwal ekspor yang sudah disepakati.

Pihaknya hanya memprotes masa berlaku dan kurun waktu pelarangan truk tersebut dan meminta kepada pemerintah untuk mengurangi kurun waktu pelarangan tersebut, menjadi 8 hari yakni pada H-4 Lebaran dan H+4 Lebaran.

Gemilang juga menyebut data yang diterima dari Wakapolri, laju terhadap mudik pada tahun ini akan turun 24% dibanding dengan 2024.

Antrean truk besar yang melintas di sepanjang jalur tol Jakarta-CikampekFoto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Antrean truk besar yang melintas di sepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek

"Berarti di situ dilihat ada penurunan orang mudik, tapi di sisi lain korlantas meningkatkan pelarangannya 60% dari tahun sebelumnya. Ini antagonis terjadi di kepolisian, antagonis terjadi di perhubungan. Sehingga kita menjadi sengsara rakyat ini," jelasnya.

Di lain sisi, pelarangan selama 16 hari ini menurut Gemilang mengakibatkan pengemudi tidak mempunyai penghasilan selama 16 hari dan dampaknya juga termasuk kepada buruh di pelabuhan yang akan tidak bekerja selama 16 hari.

Di samping itu kapal-kapal yang datang dari luar negeri akan dibongkar di pelabuhan Tanjung Priok maka kembali kosong karena tidak ada kontainer yang masuk di dalam untuk diangkut ke luar negeri.

"Bahkan apabila ini terjadi stagnasi maka kapal luar negeri ini akan pulang membawa kontainer itu kembali karena tidak ada tempat bongkar muat. Di sisi lain kita melihat bahwa industri akan kekurangan barang baku dan juga berarti produksi akan berhenti sehingga buruh-buruh di pabrik juga tidak akan bekerja. Inilah akibatnya yang akan kita rasakan," pungkasnya.


(chd/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ganjil Genap Bakal Diterapkan Saat Mudik Lebaran 2025

Next Article Video: Kendaraan ODOL Tak Terkendali, Pengusaha Truk Ungkap Sebabnya!

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |