BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bogor

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT BRI (Persero) Tbk melalui program BRI Peduli-Yok Kita Gas melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah. Kali ini, BRI Peduli Yok Kita Gas dilaksanakan melalui kegiatan Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Azalea, Bogor.

Pada program ini BRI melibatkan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Babakan serta pengurus dan anggota bank sampah.

Para peserta dibekali materi pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi produk bermanfaat, yaitu sabun cuci piring dan cuci tangan. Para peserta juga melakukan praktik langsung tentang cara pembuatan sabun cuci dari minyak jelantah.

Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk inovasi lingkungan yang memberikan manfaat dalam upaya pelestarian alam dan pengurangan limbah rumah tangga. Minyak jelantah yang umumnya dibuang setelah digunakan untuk menggoreng merupakan salah satu jenis limbah cair yang dapat mencemari lingkungan, terutama jika dibuang ke saluran air atau tanah.

Corporate Secretary BRI Dhanny mengungkapkan bahwa melalui pelatihan ini, masyarakat diajak untuk lebih bijak dan kreatif dalam mengelola limbah rumah tangga, khususnya minyak bekas. Dengan diolah menjadi sabun cuci tangan, limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini memiliki nilai tambah dan fungsi baru yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

"Proses ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah kembali menjadi produk yang berguna," ungkapnya dikutip Kamis (23/10/2025).

Selain manfaat lingkungan, Dhanny menegaskan bahwa kegiatan ini juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi ibu rumah tangga atau pelaku UMKM, karena produk sabun hasil olahan ini dapat dikembangkan menjadi produk usaha ramah lingkungan yang bernilai jual.

"Tentunya pelatihan ini membawa dampak positif ganda, baik dari sisi pelestarian lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan," imbuhnya.

Endah Diana selaku pengurus Bank Sampah Azalea Bogor mengungkapkan bahwa bagi anggota Bank Sampah Azalea, pelatihan dari BRI Peduli memberikan manfaat baik bagi anggota maupun masyarakat. Adanya pelatihan tersebut mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

Hal ini terlihat dari jumlah warga yang menabung minyak jelantah di Bank Sampah Unit (BSU) Azalea yang terus meningkat.

"Selama ini, kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan cukup besar apabila kami jual," ungkap Endah.

Langkah-langkah ini tidak hanya berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Upaya BRI menjadi bukti bahwa kolaborasi dan inovasi dapat menjadi kunci dalam mengatasi persoalan sampah di Indonesia secara berkelanjutan.

Dhanny menambahkan, BRI Peduli Yok Kita Gas yang menyelenggarakan "Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah" di Bogor tidak hanya menciptakan lingkungan bersih dan penguatan ekonomi, tetapi juga menciptakan nilai sosial. Di mana program ini dapat memperkuat kesadaran sosial mengenai pentingnya kolaborasi antar masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan melalui pengelolaan limbah rumah tangga.

Sebagai informasi, BRI Peduli Yok Kita Gas digulirkan sejak 2021 dan dilaksanakan di 41 lokasi di wilayah Indonesia yang terdiri dari 5 lokasi di pasar tradisional dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat. Program ini diimplementasikan dalam dua bentuk, yaitu Yok Kita Gas Pasar Tradisional dan Yok Kita Gas-Stand Alone Location, di mana penyaluran program dilakukan di lokasi bank sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang dikelola oleh masyarakat dan berlokasi di daerah padat penduduk, baik di kota maupun desa.

Program ini juga menyasar 38 bank sampah dengan total tabungan bank sampah sejumlah Rp1,79 miliar. Selain itu, program ini mampu memproduksi 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 maggot, dan 777 eco-enzyme.

Program ini juga memberikan manfaat dalam mendorong kelestarian lingkungan, di mana jumlah sampah organik terserap sebanyak 108.860 kg dan sampah anorganik sebanyak 88.449,4 kg, dengan potensi reduksi emisi gas metana dan karbon dioksida untuk sampah organik mencapai sebanyak 5.442.000 kg CH₄e dan 4.803.505.000 kg CO₂e, serta potensi reduksi emisi gas metan dari sampah anorganik sebanyak 221.123,5 kg CO₂e.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article BRI Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi UMKM Lewat BRI Peduli

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |