Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Irvan Susandy buka suara terkait mekanisme penyedia likuditas (liquidity provider/LP) di pasar saham Indonesia.
Irvan menyebut sejumlah tantangan di Bursa memerlukan solusi, khususnya terkait transaksi sejumlah saham yang kurang optimal karena kurangnya likuiditas di pasar.
Lebih rinci, dirinya menjelaskan mekanisme LP di bursa lain menurunkan spread di satu efek hingga lebih rapat. Sehingga transaksi akan lebih mudah dan murah.
Selain itu, LP juga akan bertindak sebagai pihak penjual dan pembeli sehingga jika investor ritel ingin membeli atau menjual saham tertentu akan terus ada pihak yang menyediakan likuiditas tersebut.
"Jadi makin banyak saham likuid pilihan investor akan makin baik," sebut Irvan dalam acara CNBC Indonesia Investment Forum 2025 di Four Season Hotel, Jumat (16/5/2025).
Dirinya menyebut penyediaan likuiditas di bursa merupakan salah satu lini bisnis baru, sehingga penyedia yang merupakan anggota bursa akan memiliki sumber pendapatan yang baru.
"Prosesnya, kami menyiapkan AB-nya dana akan kita lihat, review dan audit," sebut Irvan.
Dirinya menyebut AB yang ingin menjadi LP harus memiliki modal kerja 100 miliar, harus mampu mengembangkan sistem, ada SOP dan ada orang yang bertanggung jawab.
Lebih lanjut Irvan menyebut saat ini untuk proyek awal telah ada 10-12 AB yang dipersiapkan untuk menjadi LP.
"Kami akan melanjutkan pendampingan dan menyiapkan mereka, dalam waktu dekat 1-3 AB yang kerja sama dengan perusahaan tercatat," ungkap Irvan.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Melesat, Berhasil Sentuh Level 7.000
Next Article Bursa Gembok 61 Emiten Gara-Gara Telat Bayar Listing Fee