Babak Baru Perang Trump vs Putin Dimulai, Investor RI Dibuat Cemas

7 hours ago 4
  • Pasar keuangan RI kemarin bergerak variatif, IHSG menguat utamanya didorong saham Prajogo Pangestu, tetapi rupiah dan obligasi melemah. 
  • Wall Street kompak menguat meski tipis
  • Sentimen hari ini akan datang dari perkembangan ekonomi China dan inflasi Amerika Serikat (AS), tarif Trump hingga data kemiskinan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air pada perdagangan Senin kemarin (14/7/2025) bergerak variatif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup positif, tetapi rupiah dan obligasi melemah.

Pasar keuangan hari ini diperkirakan bergerak volatile sejalan dengan perkembangan baru tarif Presiden AS Donald Trump. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. 

IHSG pada perdagangan kemarin berhasil ditutup menguat 0,71% menuju posisi 7,097,15. Ini menjadi penguatan selama lima hari beruntun.

Turnover pasar cukup ramai mencapai Rp19,07 triliun yang melibatkan 24,29 miliar lembar saham yang ditransaksikan sebanyak 1,78 juta kali. Ada sebanyak 188 saham menguat, 418 turun, dan 198 saham stagnan.

Asing masih mencatat net sell sebesar Rp 1,13 triliun.

Pendorong penguatan IHSG kemarin lebih banyak didukung saham satu grup konglomerat Prajogo Pangestu.

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melonjak sampai Auto Reject Atas (ARA) berhasil jadi penopang terkuat IHSG sebanyak 45,54 poin.

Lalu ada PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang menyumbang masing-masing 18,66 dan 10,19 indeks poin.

Tak luput juga, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) mendongkrak indeks sebesar 5,29 poin dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebesar 5,06 poin, termasuk anak usahanya yang baru IPO, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mengungkit indeks 3,04 poin.

Di sisi lain, dari pasar mata uang, rupiah malah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Merujuk data Refinitiv, rupiah bertengger di posisi Rp16.240/US$, melemah 0,22% yang menandai berakhirnya tren penguatan dua hari beruntun.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemarin salah satunya disebabkan oleh indeks dolar AS yang menguat ke level tertinggi hampir tiga minggu.

DXY menguat seiring dengan eskalasi tarif dagang Presiden AS Donald Trump makin memanas setelah pada Sabtu (12/7/2025) waktu AS, Trump mengumumkan penerapan tarif baru terhadap Uni Eropa dan Meksiko sebesar 30%. Sehari sebelumnya Trump juga menerapkan tarif baru kepada Kanada sebesar 35%. Semua tarif ini akan berlaku mulai 1 Agustus 2025.

Selain itu, Trump juga menaikkan batas bawah tarif nya dari 10% menjadi 15%-20% terhadap banyak negara. Hal ini menandakan arah kebijakan proteksionisme Trump yang kian berlanjut yang membuat aliran modal investor kembali ke safe haven aset.

Beralih ke pasar obligasi, terpantau ikut terjadi aksi jual meskipun cenderung tipis.

Berdasarkan data Refinitiv, yield obligasi 10 tahun RI pada penutupan kemarin berada di 6,58%, naik tipis tak sampai 1 basis poin (bps).

Patut dipahami, pergerakan harga dan yield pada obligasi itu berlawanan arah. Jadi, ketika yield naik, maka harga sedang turun.

Pages

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |