Asia Bertekuk Lutut ke Dolar AS, Rupiah Melemah Paling Dalam

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pagi hari ini di tengah sentimen penantian hasil dari suku bunga bank sentral AS (The Fed).

Dilansir dari Refinitiv, pada 19 Maret 2025 pukul 09:52 WIB, mata uang asia bergerak variatif namun cenderung mengalami pelemahan.

Rupiah Indonesia menjadi mata uang yang paling terpuruk dengan depresiasi 0,55%, baht Thailand tergelincir 0,18%, dan yen Jepang juga tersungkur 0,11%.

Sementara ringgit Malaysia mengalami apresiasi 0,34% dan peso Filipina menguat sebesar 0,09%.

Tekanan terhadap mata uang di Asia terjadi di tengah penantian hasil kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan diumumkan pada Rabu siang waktu AS. Untuk waktu Indonesia, hasilnya akan didapatkan pada Kamis besok (20/3/2025) sekitar pukul 02:00 dini hari.

Berdasarkan CME Fed Watch Tool, pelaku pasar kini memproyeksikan suku bunga the Fed akan tetap dipertahankan pada pertemuan pekan ini dengan peluang mencapai 99%.

Sejauh ini, pasar menilai bahwa suku bunga masih akan ditahan dalam jangka waktu dekat karena kekhawatiran soal tarif Trump yang belum jelas bisa diukur terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Sebagaimana diketahui, Trump baru-baru ini berulah lagi dengan penetapan tarif baja dan alumunium, kemudian merambah sampai Uni Eropa. Aksi balas-balasan tarif juga dilakukan negara mitra dagangnya seperti Kanada dan China.

Apabila suku bunga ditahan, maka tidak menutup kemungkinan untuk indeks dolar AS (DXY) mengalami kenaikan dan kembali menyentuh level 104. Jika hal tersebut terjadi, maka mata uang Asia berpotensi mengalami tekanan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |