AS Kekurangan Rempah, Satgas Cs-137 Pastikan Ekspor dari RI Dipercepat

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang musim liburan Thanksgiving hingga Natal dan Tahun Baru, Amerika Serikat (AS) tengah menghadapi kelangkaan pasokan rempah-rempah. Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kontaminasi Cesium-137 Bara Krishna Hasibuan memastikan, Indonesia bergerak cepat agar ekspor rempah ke Negeri Paman Sam bisa segera dipulihkan.

"Yang pertama kita sedang melakukan capacity building, ya, terutama kalau untuk spices atau rempah-rempah, cengkeh termasuk di situ. Yang akan melakukan proses sertifikasi BPOM. Jadi sekarang BPOM itu sedang konsentrasi melakukan capacity building (peningkatan kapasitas), nanti juga BPOM ada beberapa lab lagi di luar yang dimiliki oleh BPOM yang bisa digunakan untuk melakukan tes kontaminasi radioaktif Cs-137 ini," ujar Bara dalam konferensi pers di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Ia menjelaskan, pemerintah tengah mempercepat proses sertifikasi agar ekspor rempah Indonesia ke AS bisa segera kembali berjalan normal.

"Jadi itu yang sedang kita lakukan. Tentu kita ingin mempercepat proses ini agar ekspor rempah-rempah ke AS bisa dipulihkan secepatnya, atau bisa sertifikasi itu betul-betul dipercepat prosesnya, sehingga betul-betul nanti tidak lama. Memang ekspor itu bisa dilakukan, sehingga nanti kita bisa memenuhi kebutuhan di AS yang tadi menjelang Thanksgiving, Natal, dan Tahun Baru," jelasnya.

Bara menuturkan, pihak asosiasi rempah Amerika Serikat bahkan sudah datang langsung ke Jakarta untuk bertemu dan membahas pemulihan ekspor dari Indonesia.

"Ya, makanya kan asosiasi spices (rempah-rempah) mereka datang ke Jakarta dan saya temui. Kira-kira tiga minggu lalu," kata dia.

Bara juga memastikan pasokan rempah dari berbagai wilayah penghasil utama di Indonesia akan terus mengalir ke AS, dengan tambahan volume pengiriman dari sumber-sumber berbeda.

"Kan rempah-rempah itu ada dari Sulawesi, Sulawesi kan banyak. Sulawesi itu pun penghasil cengkeh utama besar kan. Dan ada tempat-tempat lain di Maluku. Maluku juga kaya dengan pala. Jadi tempat lain tetap aktif melakukan ekspor ke AS dengan perusahaan lain," ujarnya.

Meski belum merinci berapa tambahan volumenya, Bara menyebut permintaan dari pihak AS cukup tinggi. "Saya nggak tahu secara detail," katanya singkat.

Ia menambahkan, asosiasi rempah-rempah AS juga aktif membantu mempercepat proses sertifikasi dan koordinasi dengan otoritas pangan dan obat Amerika Serikat (Food and Drug Administration / FDA).

"Ya agar ini dipastikan bahwa proses sertifikasi bisa dilakukan dengan cepat dan efektif, mereka juga pengaruh di sana. Sehingga mereka mencoba meyakinkan pihak FDA bahwa Indonesia mampu melakukan ini. Indonesia punya kapasitas yang cukup untuk melakukan sertifikasi. Dan proses dekontaminasi juga dilakukan secara cepat dan efektif. Ini sudah disampaikan ke FDA," jelas Bara.

Sebelumnya, Pemerintah melarang sementara waktu peredaran dan jual beli cengkih yang terindikasi terpapar zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Kebijakan ini dikeluarkan sebagai langkah kehati-hatian setelah Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Satgas Penanganan Cs-137 menemukan kontaminasi terbatas di perkebunan cengkeh di Lampung.

"Sebagai langkah kehati-hatian, Bapeten dan Satgas merekomendasikan agar produk cengkeh yang terindikasi terkontaminasi tidak diperjualbelikan sementara waktu hingga hasil uji laboratorium lanjutan selesai dilakukan," kata Ketua Divisi Bidang Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas Penanganan Cs-137, Bara Hasibuan di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (13/10/2025).

Temuan ini merupakan tindak lanjut dari laporan resmi badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (US FDA), yang sebelumnya mendeteksi paparan Cs-137 pada produk cengkeh asal Indonesia milik PT Natural Java Spice. FDA kemudian memasukkan produk tersebut ke dalam daftar peringatan impor terkontaminasi kimia, serta melarang masuknya ke AS sampai perusahaan bisa memberikan bukti penanganan yang memadai.

Menindaklanjuti laporan itu, Satgas dan Bapeten segera mengirimkan tim untuk menelusuri tiga lokasi, yakni pabrik pengolahan di Surabaya serta dua sumber perkebunan di Pati (Jawa Tengah) dan Lampung (Sumatra). Hasil investigasi menunjukkan kontaminasi berasal dari perkebunan di Lampung.

"Kami dapat memberikan konfirmasi bahwa telah terjadi kontaminasi di perkebunan di Lampung. Kontaminasi tersebut terjadi dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya. Saya ulangi, komoditas tersebut ditemukan dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya," jelas Bara.

Pemerintah memastikan situasi ini dalam kendali dan meminta masyarakat serta pelaku usaha untuk tetap tenang.

"Pemerintah sedang bergerak cepat melokalisasi kontaminasi ini agar tidak meluas ke wilayah lain. Masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk tetap tenang dan menunggu hasil uji laboratorium resmi. Pemerintah akan terus memberikan informasi terkini secara terbuka kepada publik secara terus menerus," ujarnya.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kontaminasi Cesium-137, Bara Krishna Hasibuan saat konferensi pers di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (29/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kontaminasi Cesium-137, Bara Krishna Hasibuan saat konferensi pers di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (29/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kontaminasi Cesium-137, Bara Krishna Hasibuan saat konferensi pers di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (29/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Temukan Paparan Radioaktif CS-137 di Cengkih RI, MenLH Buka Suara

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |