Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Malaysia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN cukup menarik perhatian.
Selain membahas isu perdamaian antara Thailand dan Kamboja, kehadiran Trump juga dinilai sebagai simbol penguatan hubungan ekonomi antara AS dan negara-negara Asia Tenggara.
Bagi kawasan ASEAN yang terdiri atas Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Myanmar, Amerika Serikat bukan sekadar mitra politik, tetapi juga pilar penting dalam perdagangan dan investasi regional.
Dalam beberapa tahun terakhir, nilai hubungan ekonomi antara ASEAN dan AS terus menunjukkan peningkatan, menegaskan posisi Washington sebagai salah satu mitra strategis utama di Asia Tenggara.
Kunjungan ini sekaligus mempertegas upaya AS untuk memperkuat pengaruhnya di ASEAN, ditengah meningkatnya persaingan dengan China dalam hal perdagangan, hingga investasi di kawasan ini.
Seberapa Krusial Peran AS di ASEAN?
Hubungan antara Amerika Serikat dan ASEAN tidak hanya terbatas pada diplomasi dan keamanan, tetapi juga memiliki dimensi ekonomi yang sangat kuat. Dalam dua dekade terakhir, AS terus memperluas peran strategisnya di kawasan, baik sebagai pasar tujuan ekspor utama maupun sebagai sumber investasi terbesar bagi negara-negara Asia Tenggara.
Data terbaru menunjukkan, kontribusi ekonomi AS terhadap ASEAN mengalami peningkatan signifikan, mencerminkan semakin eratnya keterkaitan antara kekuatan ekonomi global tersebut dengan dinamika pertumbuhan kawasan.
AS Jadi Mitra Dagang Terbesar Kedua ASEAN
Berdasarkan ASEAN Statistical Yearbook 2023, Amerika Serikat (AS) menempati posisi mitra dagang terbesar kedua bagi negara-negara ASEAN, tepat berada di bawah China dan di atas Eropa, Korea Selatan, dan Jepang.
Pada 2022, total nilai perdagangan barang antara AS dan ASEAN mencapai US$420,4 miliar, meningkat tajam dibandingkan US$262,1 miliar pada 2018. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) perdagangan kedua pihak mencapai sekitar 12,5% per tahun.
Dengan capaian tersebut, AS menguasai sekitar 10,93% dari total perdagangan ASEAN pada 2022, menjadikannya salah satu pasar ekspor dan impor terbesar bagi negara-negara di kawasan.
Produk ekspor utama ASEAN ke AS meliputi elektronik, tekstil, karet, dan furnitur, sementara impor dari AS terdiri atas mesin industri, pesawat, serta produk pertanian.
AS Jadi Pemodal Nomor Satu di ASEAN
Dari sisi investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI), Amerika Serikat menjadi sumber investasi terbesar di kawasan ASEAN pada 2022.
Dengan total nilai mencapai US$36,9 miliar. Angka tersebut menempatkan AS di atas Jepang yang tercatat sebesar US$27,2 miliar, Uni Eropa US$24,4 miliar, China US$15,5 miliar, dan Korea Selatan dengan FDI senilai US$12,5 miliar.
Berdasarkan laporan ASEAN Statistical Yearbook 2023, porsi investasi asal AS mencapai sekitar 17,1% dari total FDI yang masuk ke ASEAN pada 2022. Dominasi ini memperlihatkan besarnya peran Washington dalam mendorong aliran modal dan pembiayaan proyek-proyek strategis di negara-negara ASEAN, mulai dari energi, keuangan, manufaktur, hingga teknologi digital.
Selama 2019-2022, total investasi langsung dari AS ke ASEAN tercatat mencapai sekitar US$139 miliar. Peningkatan ini terjadi seiring pemulihan ekonomi pascapandemi dan ekspansi korporasi besar asal Amerika Serikat di Asia Tenggara, termasuk di sektor ekonomi digital, logistik, dan transisi energi hijau.
Tren FDI dari AS juga mencerminkan komitmen jangka panjang terhadap stabilitas kawasan. Setelah sempat mencatat arus keluar pada 2018 akibat repatriasi dana besar-besaran di dalam negeri, arus modal kembali menguat sejak 2020 dan terus mencetak pertumbuhan positif hingga kini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)

4 hours ago
2

















































