Mau Disikat Purbaya, Begini Aksi Mafia Pakaian Bekas Impor di RI

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang pakaian impor bekas di Pasar Baru Jakarta Pusat ungkap asal dari balpres pakaian-pakaian tersebut beserta harganya. Mereka mengungkapkan pakaian bekas tersebut berasal dari Korea Selatan dan Jepang, sehingga banyak ditemukan label bermerek produk Jepang dan Korea Selatan serta bertuliskan huruf Korea Selatan.

Bahkan, mereka juga mengungkapkan balpres tersebut diimpor melalui kawasan Selat Malaka, di mana wilayah terdekat yakni Sumatera Utara. Salah satunya diungkap oleh Bella, pedagang pakaian impor bekas. Ia memang tidak mengetahui pasti balpres tersebut dikirim melalui daerah mana, tetapi Ia mengetahui balpres pakaian berasal dari Malaysia, kemudian dikirim melalui Sumatera Utara.

"Katanya sih diimpor lewat Malaysia dan Sumatera Utara, tapi kotanya tidak tahu persis," kata Bella saat ditemui CNBC Indonesia, Senin (27/10/2025).

Sedangkan, untuk harga satu balpres, menurutnya bervariasi, ada yang dihargai Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

"Ya tergantung, beda-beda, ada yang Rp 50.000, ada yang sampai Rp 100.000-an. Dapetnya juga beda-beda, ada yang dapat full celana bahan, ada yang campur-campur," lanjutnya.

Senada dengan Bella, Jenny, pedagang pakaian impor bekas lainnya juga mengungkapkan harga satu balpres cenderung berbeda-beda.

"Harga balpres tuh ga pasti, beda-beda, kadang bisa dibayar Rp 50.000, kadang bisa mencapai Rp 150.000," kata Jenny.

Namun, yang lebih parah, pedagang yang sudah mendapatkan balpres biasanya tak semua pakaian yang ada dalam balpres tersebut bisa dijual.

"Nah, kadang modal buat beli balpresnya aja sudah berapa, eh yang bisa dijual cuma sedikit. Pernah saya dapat satu balpres isinya lima celana bahan, empat kemeja. Itu yang bisa dijual cuma tiga celana bahan, sisanya karena sudah rusak, ya engga bisa dijual lah," jelasnya.

Bahkan, Ia mengeluh ketika modalnya tidak seberapa, tetapi banyak pelanggan yang justru menawar harga tidak rasional.

"Biasanya kan ya kalau modal segitu, kami berani jual tergantung kondisi. Misal celana bahan ini, ya bisa Rp 100.000-an, tapi kadang ada yang nawar hingga Rp 50.000, kami modalnya aja berapa," ujarnya.

Terkait pakaian yang diimpor melalui daerah mana, Ia tidak dapat memastikan karena Ia hanya menjual pakaian dari balpres tersebut.

"Kalau impornya memang dari Korea Selatan dan Jepang, cuma lewat mana, saya engga tahu persis," terang Jenny.

Sentra pakaian thrifting atau impor bekas di Jakarta tak hanya ditemui di kawasan Pasar Senen saja, tetapi juga ada di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat yang terpantau pada Senin (27/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)Foto: Sentra pakaian thrifting atau impor bekas di Jakarta tak hanya ditemui di kawasan Pasar Senen saja, tetapi juga ada di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat yang terpantau pada Senin (27/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Sentra pakaian thrifting atau impor bekas di Jakarta tak hanya ditemui di kawasan Pasar Senen saja, tetapi juga ada di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat yang terpantau pada Senin (27/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Sementara itu, terkait alur impor pakaian bekas hingga dijual ke masyarakat, beberapa pedagang pakaian bekas mengungkapkan pakaian yang dijual berasal dari importir pertama. Namun, pihaknya tidak memberikan secara detail siapa pihak importir tersebut.

Dari importir pertama, Ibeng membelinya dalam bentuk balpres, yang harganya bervariasi mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 150.000, yang berisikan lima celana bahan dan lima kemeja. Mengenai berapa bal pakaian yang biasa dibelinya, Ibeng tidak bisa menyebutkan angka pasti. Sebab, angkanya fluktuatif bergantung kondisi pasar.

Adapun dari pihak importir ke pedagang, biasanya pengiriman dilakukan selama dua hingga lima hari. Tak hanya itu saja, pedagang juga mengungkapkan memiliki utang yang cukup besar kepada perbankan, bahkan importir pakaian bekas.

Salah satunya diungkap oleh Caca (samaran) pedagang pakaian formal bekas di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Ia saat ini memiliki utang sebesar Rp 210 juta kepada pihak perbankan, di mana utang ini merupakan kredit usaha rakyat (KUR) untuk keperluan modal berjual pakaian.

"Ya ada utang ke bank Rp 210 juta, buat modal kios dan jual pakaian ini, harus dibayar dalam 2 tahun," kata Caca.

Tak hanya itu saja, Ia juga memiliki utang ke importir pakaian bekas sebesar Rp 20 juta. Selain memiliki utang, Ia juga harus membayar sewa kios dan listrik yang jika ditotal mencapai Rp 2 juta per bulan.

"Ke importir juga ada utang Rp 20 juta, belum buat bayar kios Rp 1,5 juta per bulan, listrik Rp 300.000 per bulan, jualan malah seret," lanjutnya.

Nasib serupa juga dialami oleh Jenny, pedagang pakaian bekas lainnya, mengungkapkan dirinya memiliki utang sebesar Rp 362 juta, dengan rincian sebesar Rp 350 juta kepada bank dan Rp 12 juta kepada importir.

"Saya masih ada utang ke bank Rp 350 juta, 2 tahun lagi tenggatnya," kata Jenny.

Bahkan, rumahnya sendiri menjadi jaminan utang bank tersebut, sehingga dirinya mengaku sangat berat hati jika penjualan pakaian bekas disetop.

"Utang bank, jaminannya rumah saya, saya sangat sedih kalau utang itu tidak dibayarkan 2 tahun lagi, rumah saya disita bank, padahal itu rumah saya beli dari jerih payah saya sebelum berdagang di sini, saya engga kaya," jelasnya.

Bahkan tak hanya itu saja, dia juga memiliki utang kepada importir pakaian sebesar Rp 12 juta sejak Mei 2025.

"Sangat berat hidup saya, sudah punya utang bank Rp 350 juta, ada utang lagi ke importir Rp 12 juta, kalau tidak dibayar-bayar, bisa nambah jadi Rp 17 juta," ungkapnya.


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Purbaya Mau Sikat Mafia Baju Bekas Pakai Cara Baru, Ini Alasannya

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |