Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dikabarkan hampir mencapai kesepakatan politik terkait paket sanksi ke-18 terhadap Rusia, yang dirancang sebagai respons lanjutan atas invasi Moskow ke Ukraina.
Dilansir Reuters, Selsa (15/7/2025), negosiasi masih terganjal oleh penolakan satu negara anggota yang belum menyetujui sebagian usulan sanksi, terutama soal batas harga minyak Rusia.
"Kami berharap bisa mencapai kesepakatan politik untuk paket sanksi ke-18. Kami sangat, sangat dekat. Saya harap itu tercapai hari ini," kata Kaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, dalam pernyataan kepada media, sebelum memasuki pertemuan dengan para menteri luar negeri dari 27 negara anggota di Brussels, Belgia.
Menurut laporan Reuters sehari sebelumnya, semua elemen dalam paket sanksi tersebut sebenarnya telah disepakati. Namun, satu negara anggota masih menyampaikan keberatan terhadap usulan penetapan batas harga minyak Rusia yang lebih rendah.
Ketika ditanya mengenai perkembangan proposal batas harga tersebut, Kallas menjawab singkat, "Itu masih hidup."
"Kami telah membuat proposal, tetapi sekarang tergantung apakah kami bisa mengatasi veto dari satu negara anggota atau tidak. Kami sedang berupaya menyelesaikannya," tambahnya.
Paket sanksi baru ini diajukan oleh Komisi Eropa pada bulan lalu sebagai bagian dari tekanan ekonomi dan strategis yang terus diperluas terhadap Moskow. Fokus utama paket tersebut adalah untuk mengikis pendapatan energi Rusia, memperketat kontrol terhadap sektor perbankannya, serta melemahkan kemampuan industri militer Rusia.
Beberapa poin penting dalam proposal sanksi ke-18 mencakup larangan transaksi dengan infrastruktur pipa gas Nord Stream milik Rusia, pembatasan aktivitas bank yang diketahui terlibat dalam praktik penghindaran sanksi, dan penerapan batas harga mengambang (floating price cap) untuk ekspor minyak mentah Rusia, yakni sebesar 15% di bawah rata-rata harga pasar dalam tiga bulan sebelumnya.
Batas harga ini dimaksudkan untuk membatasi pendapatan ekspor energi Rusia tanpa mengganggu stabilitas pasokan global secara drastis. Namun, penerapannya telah memicu perdebatan, terutama di kalangan negara-negara yang masih memiliki kepentingan ekonomi langsung dengan ekspor Rusia.
Sejak dimulainya invasi ke Ukraina pada Februari 2022, Uni Eropa telah memberlakukan 17 paket sanksi terhadap Rusia. Sanksi-sanksi tersebut mencakup pembatasan perdagangan, pembekuan aset individu dan entitas, pelarangan perjalanan, hingga pemutusan akses ke sistem keuangan internasional.
Paket ke-18 ini diharapkan menjadi salah satu yang paling ambisius, mengingat fokusnya pada sektor energi dan upaya mempersempit celah-celah pelanggaran sanksi oleh Rusia dan mitra-mitra ekonominya.
Namun, konsensus dalam pengambilan keputusan di UE mensyaratkan persetujuan bulat dari seluruh negara anggota yang sering kali membuat proses negosiasi menjadi alot dan penuh kompromi.
Sejauh ini belum disebutkan secara resmi negara mana yang masih mengajukan keberatan, namun diplomat Uni Eropa menyebutkan bahwa diskusi terus berlangsung secara intensif agar kesepakatan dapat dicapai dalam pertemuan hari ini.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Putin Teken Dekrit Presiden, Jurus Baru Amankan Aset Rusia