3 hours ago
2
Jakarta, CNBC Indonesia - Provider internet di Indonesia bisa menjual harga layanan sesukanya. Hingga kini belum ada aturan untuk pengendalian tarif layanan.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif mencontohkan anggotanya ada yang bertanya apakah bisa mengendalikan tarif dari internet. Namun dia menyatakan hal itu tidak ada dan belum ada larangannya.
"Kalau ujungnya setiap saya ketemu anggota saya yang ditanya cuma satu, Pak, itu bagaimana kita bisa mengendalikan tarif dari internet? Enggak bisa, Pak. Kalau ada yang berasa mau jual 1 rupiah, yang ngerasa untung, boleh-bolehan ya. Enggak ada yang ngelarang masalahnya," jelas Arif dalam acara Indonesia Digital Forum, Kamis (15/5/2025).
Dengan pasar yang cukup bebas, sayangnya para pemain masih menghadapi masalah infrastruktur. Menurut Arif, infrastrukturnya tidak meluas namun bertumpuk di beberapa kota saja.
Hingga kini ada 1.290 anggota yang tercatat di APJII. Masih ada 500-an perusahaan yang ingin jadi anggota.
Namun banyaknya penyelenggara internet tidak diiringi dengan infrastruktur yang memadai. Sebagian besar anggota, 1.200-an anggota hanya tersedia di 18 kota di Indonesia.
"Bukan hanya menumpuk di kota-kota besar saja. Karena terindikasi sekarang dari 1200-1300 tadi, hanya terkonsentrasi di 18 kota saja. Bayangkan Indonesia punya 550 kabupaten kota ya, kurang lebih saat ini ya, tapi hanya menumpuk di 18 kota," kata Arif.
Arif mencontohkan tanda infrastruktur yang tidak cukup baik adalah peringkat kecepatan Indonesia yang tidak terlalu baik di kawasan Asia Tenggara.
"Tandanya kota-kota lain ini, tidak memiliki infrastruktur yang memang cukup baik. Nah, ya buktinya setiap tahun, kita selalu dihadapkan sama data-data survey yang kurang maksimal," ucapnya.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Berantas Penipuan BTS Palsu, Komdigi Belajar Dari Singapura
Next Article Layanan Mirip Bolt Mau Dihidupkan Lagi, Bos Internet RI Buka Suara
