Situasi IHSG Hari Ini Mirip Saat RI Dihantam Krisis, Seburuk Apa?

19 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Trading halt kembali terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa (18/3/2025) setelah sebelumnya sempat terjadi pada era pandemi Covid-19 di tahun 2020.

Sebagai informasi, pada sepuluh menit pertama pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka ke posisi 6.394,87 atau turun 1,19% (-77 poin).

IHSG kemudian anjlok 5,02% ke level 6.146 pada pukul 11:19 WIB sehingga perdagangan dihentikan sementara.

IHSG kembali dibuka pada pukul 11.49 WIB tetapi langsung terjun bebas turun 6% ke 6.084.

IHSG kemudian anjlok lebih dari 7% lebih ke di 6018,39. IHSG sedikit menguat kemudian dan ditutup pada posisi 6076,081 atau melemah 6,12% pada perdagangan sesi I.

Sebagai catatan, trading halt adalah penghentian sementara perdagangan saham atau instrumen keuangan lainnya di bursa efek.

Biasanya, trading halt diberlakukan oleh bursa saham untuk memberikan waktu bagi investor untuk mencerna informasi penting yang baru dirilis, seperti pengumuman laba, perubahan manajemen, atau peristiwa besar lainnya yang dapat mempengaruhi harga saham.

Kebijakan trading halt ditetapkan untuk menangani kondisi darurat dan menjaga perdagangan efek agar tetap wajar.

Merujuk Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A (Otoritas Jasa Keuangan) Nomor S-274/PM.21/2020 tanggal 10 Maret 2020 yang menyatakan apabila terjadi penurunan IHSG yang sangat tajam dalam satu hari, maka BEI harus melakukan tindakan berikut:

1. Menghentikan perdagangan saham selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lebih dari 5%

2. Menghentikan perdagangan saham selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan lebih dari 10%

3. Trading suspend jika IHSG mengalami penurunan lanjutan sampai lebih dari 15%

IHSG 35 Kali Ditutup Ambruk >5% dalam Sehari

Dilansir dari Refinitiv, sebanyak 35 kali IHSG ditutup melemah lebih dari 5% sejak 1990 atau sekitar 3,5 dekade terakhir dan menjadi 36 kali apabila hari ini IHSG ditutup melemah lebih dari 5%.

Pelemahan paling parah yang dialami IHSG pernah terjadi pada 8 Januari 1998 yakni sebesar 11,95%. Pada saat itu, IHSG anjlok nyaris 12% dalam satu hari, menjadi bagian dari rangkaian krisis keuangan yang melanda pada 1997-1998.

Krisis 1997-1998 ini menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah dan melemahnya pasar saham Indonesia secara drastis. Dalam periode ini, pasar saham Indonesia mengalami penurunan yang sangat tajam, dan trading halt diberlakukan untuk mencegah spekulasi berlebihan dan memberikan kesempatan bagi investor untuk menilai situasi lebih jernih.

Selain 1998, penurunan drastis juga terjadi selama krisis keuangan global pada 2008. Tepatnya pada 8 Oktober 2008, IHSG anjlok lebih dari 10% dalam sehari yang dikenal sebagai Black Wednesday.

Pada pukul 11:08 WIB, perdagangan saham di BEI disuspensi setelah indeks meluncur ke bawah hingga 10,38%. Nilai transaksi hanya mencapai Rp 988 miliar, frekuensi tercatat 27.494 kali dan volume 1,129 miliar saham. Posisi tersebut merupakan terendah sejak September 2006.

Kondisi yang kritis tersebut membuat Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono bersama menteri di bidang ekonomi, Bank Indonesia, pemangku kepentingan bursa menggelar rapat kabinet terbatas pukul 22:00 WIB di Kantor Presiden guna membahas anjloknya bursa saham.

Langkah tersebut diambil karena kondisi bursa global masih kritis merosot tajam. Sementara itu nilai tukar rupiah antar bank sempat menembus di atas level Rp 10.300/US$. Suspensi di BEI dilakukan hingga 13 Oktober 2008.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |