Rok Mini Bisa Jadi Sinyal Resesi, Kok Bisa?

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Hemline naik, bursa pun ramai. Hemline turun, pasar muram. Inilah Hemline Index, indikator tak resmi tapi kerap terbukti, yang menyandingkan panjang rok perempuan dengan ekonomi dunia. Kini, saat rok-rok maxi menyapu lantai butik dari Tokyo hingga Paris, banyak yang bertanya, apakah ekonomi global sedang tidak baikbaik saja?

Tahun ini panggung mode dikuasai maxi skirt panjang, konservatif, dan penuh kontemplasi.

Dari laporan Marie Claire hingga tren Google, pencarian "maxi skirt" melonjak nyaris 40% sejak awal 2024. Tapi ini bukan sekadar ganti siluet. Di balik lipatan-lipatan kain itu, ekonomi tengah menyusun ulang narasinya bahwa ketidakpastian kembali jadi kata kunci.

Teori ini bukan baru. George Taylor, ekonom dari Wharton, menyebut sejak 1920-an bahwa panjang rok bisa mencerminkan suasana pasar. Saat ekonomi optimis, busana mengecil. Ketika krisis mendekat, gaun ikut memanjang. Tak ilmiah memang, tapi sejarah memihaknya. Depresi 1930-an, stagflasi 1970-an, hingga krisis 2008 semuanya menyisakan jejak pada hemline.

Di era Roaring Twenties, miniskirt mekar bersamaan dengan pasar saham yang melesat. Lalu datang Depresi Besar 1930-an, dan rok menjuntai panjang seperti sentimen publik yang ikut merosot. Di tahun 2008, setelah krisis finansial melanda, industri fashion kembali bermain aman dengan siluet midi dan warna netral. Kini, di 2025, pola itu tampaknya berulang.

Ekspresi ini tak bisa dipisahkan dari siklus ekonomi. Seperti bursa saham yang berosilasi, fashion pun bergerak dalam siklus antara flamboyan dan fungsional, antara show-off dan survival. Maxi skirt menjadi simbol kebutuhan akan kontrol, ruang, dan ketenangan.

Di tengah inflasi yang belum reda dan kebijakan suku bunga yang masih ketat, banyak perempuan memilih rok panjang bukan karena tren semata, tapi karena rasa rasa tak nyaman akan masa depan.

Namun, penting dicatat, Hemline Index bukan ilmu pasti. Ia reflektif. Tapi justru di sanalah kekuatannya, ia menangkap gejala sebelum angka bicara. Di tengah lautan indikator ekonomi yang teknokratis, hemline memberi kita cara membaca zaman dari ujung kain yang menjuntai.

Saat ini, mungkin kita belum benar-benar berada dalam krisis. Tapi jika rak-rak fashion mulai dipenuhi rok panjang dan nada "earth tone", dan masyarakat lebih memilih siluet aman dibanding potongan berani, maka bisa jadi kita sedang memasuki periode aesthetic caution-di mana dompet, pikiran, dan lemari sama-sama menyesuaikan diri

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |