Ramai-Ramai Caplok Emiten, Ini Raja Akuisisi di RI Tahun Ini

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sembilan bulan berjalan selama 2025 sudah banyak emiten yang melakukan aksi mencaplok dan dicaplok alias akuisisi.

Kami merangkum beberapa emiten yang terpantau tahun ini melakukan ekspansi melalui akuisisi ini, termasuk yang paling rajin ada dari grup Astra dan grup Djarum.

1. ASII Tambah Porsi Saham HEAL

PT Astra International Tbk (ASII) agresif memperbesar kepemilikan di PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). Melalui anak usahanya, PT Astra Healthcare Indonesia (AHI), perusahaan memborong saham HEAL senilai lebih dari Rp2,41 triliun dalam satu hari perdagangan.

Berdasarkan keterbukaan informasi, transaksi terjadi pada 12 September 2025, ketika Astra membeli 1,3 miliar saham HEAL dengan harga Rp1.850 per saham, sehingga total nilai transaksi mencapai Rp 2,41 triliun.

Sebelum aksi borong saham, kepemilikan tidak langsung Astra di HEAL tercatat sebanyak 489,89 juta saham. Setelah pembelian bertahap pada 9-12 September 2025, kepemilikan tersebut melesat menjadi 1,96 miliar saham.

Dengan tambahan 1,47 miliar saham ini, persentase hak suara gabungan Astra (langsung dan tidak langsung) di HEAL melonjak dari 10,42% menjadi 20%. Porsi ini dinilai memberi ruang lebih besar bagi Astra dalam memengaruhi arah strategis perseroan rumah sakit tersebut.

Astra menegaskan tujuan transaksi adalah untuk investasi jangka panjang. Adapun kepemilikan dilakukan melalui AHI, entitas yang 99,99% sahamnya dikuasai Astra, sehingga tercatat sebagai kepemilikan tidak langsung oleh induk usaha.

2. UNTR Akuisisi Tambang Emas Punya PSAB

Berikutnya ada anak usaha grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengumumkan rencana akuisisi saham dalam dua entitas pertambangan emas melalui anak usahanya.

Transaksi ini dilakukan pada 12 September 2025 dengan nilai perusahaan mencapai US$540 juta atau sekitar Rp8,85 triliun.

Dalam transaksi ini, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), anak usaha UNTR, menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan PT J Resources Nusantara Tbk(PSAB). Perjanjian tersebut mencakup pembelian 99,99996% saham PT Arafura Surya Alam (ASA) yang bergerak di bidang pertambangan emas.

Selain itu, PT Energia Prima Nusantara (EPN), anak usaha UNTR lainnya, juga menandatangani perjanjian serupa dengan Jimmy Budiarto. EPN berencana membeli 0,00004% saham ASA serta 0,2% saham PT Mulia Bumi Persada (MBP) yang dimiliki Jimmy, di mana MBP merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki bersama ASA dan Jimmy.

Nilai perusahaan sebesar US$540 juta tersebut mencakup pembelian saham, nilai hutang pemegang saham dari JRN kepada ASA, serta akan disesuaikan dengan kondisi neraca ASA pada saat penyelesaian transaksi.

Proses penyelesaian ditargetkan paling lambat pada 23 Desember 2025 atau waktu lain sesuai kesepakatan para pihak.

"Tujuan Rencana Transaksi ini adalah untuk perluasan bisnis Perseroan di bidang mineral," sebagaimana disebutkan dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin, (16/9/2025).

3. Grup Astra Akuisisi MMLP

Grup Astra melalui entitas strategisnya disebut tengah menjajaki akuisisi mayoritas saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), perusahaan logistik dan pergudangan modern. Meski belum ada pengumuman resmi soal nilai dan porsi final, rumor pasar menyebut Astra berencana mengambil alih hingga 83,67% saham MMLP.

Sejauh ini belum ada harga resmi pembelian saham MMLP oleh ASII. Namun, kami mencoba menghitung dengan skenario saham MMLP terkini di kisaran Rp570 per lembar dan total saham beredar 6,98 miliar, akuisisi ini diperkirakan bernilai sekitar Rp3,3 triliun.

Strategi ini sejalan dengan ambisi Astra mendiversifikasi portofolio bisnisnya ke sektor properti logistik.

4. Grup Djarum Akuisisi HEAL

Pada pertengahan 2025, Grup Djarum melalui entitas investasi PT Dwimuria Investama Andalan resmi mengakuisisi PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). Akuisisi ini dilakukan dengan membeli 559,18 juta lembar saham treasury, setara 3,6% dari total saham HEAL.

Transaksi ini dilakukan di harga Rp1.875 per saham, dengan nilai total mencapai Rp1,04 triliun. Langkah ini menjadi bagian dari strategi GrupDjarum untuk memperluaseksposur ke sektor layanan kesehatan setelah sebelumnya aktif di sektor perbankan, telekomunikasi, dan infrastruktur digital.

5. Grup Djarum Akuisisi DATA melalui TOWR

Grup Djarum juga memperluas ekspansi ke sektor data center melalui akuisisi PT Daya Mitra Telekomunikasi Tbk (DATA) oleh anak usahanya PT Iforte Solusi Infotek, yang berada di bawah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Pada 30 April 2025, TOWR mengakuisisi 40% saham DATA atau sekitar 550 juta lembar saham senilai Rp535,7 miliar.

Akuisisi ini memperkuat posisi Grup Djarum di sektor menara dan infrastruktur digital, menjadikan mereka salah satu pemain terdepan dalam konsolidasi industri menara telekomunikasi dan data center di Indonesia.

6. Grup Djarum Akusisi SSIA

Selain sektor kesehatan dan telekomunikasi, Grup Djarum juga masuk ke industri kawasan industri dan properti lewat akuisisi saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Lewat anak usahanya Dwimuria Investama Andalan, Grup Djarum membeli sekitar 27,3% saham SSIA dari PT Arman Investment Utama, dalam transaksi yang diumumkan pada Mei 2025. Nilai transaksi ini mencapai sekitar Rp776 miliar, dan menandai langkah strategis Djarum untuk terlibat dalam pengembangan kawasan industri di Jawa Barat, termasuk proyek Subang Smartpolitan.

7. TPIA dan Glencore Akuisisi PCS Singapore

Pada awal 2025, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) bersama Glencore membentuk perusahaan patungan untuk mengakuisisi 50% saham PCS Pte. Ltd, operator Condensate Splitter Unit (CSU) milik Shell di Singapura.

Langkah ini merupakan bagian dari ekspansi regional TPIA dalam mengamankan bahan baku dan memperkuat rantai pasok di sektor petrokimia. Meskipun nilai transaksi tidak diumumkan secara publik, ini menandai langkah strategis dalam diversifikasi aset di luar Indonesia.

8. MEDC Akuisisi Fortuna International dari Repsol

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) resmi mengakuisisi seluruh saham Fortuna International (Barbados), anak usaha Repsol, dalam transaksi senilai US$425 juta. Kesepakatan ini diumumkan pada Juni 2025 dan ditargetkan rampung pada kuartal III tahun ini.

Sebagai catatan, Fortuna International mengelola aset gas strategis di kawasan Asia Tenggara. Akuisisi ini memperluas portofolio Medco di sektor hulu migas serta memperkuat posisinya di pasar gas internasional.

9. ANJT Dicaplok Ciliandra

Konglomerat sawit asal Indonesia yang berbasis di Singapura, Ciliandra Fangiono, melalui perusahaannya First Resources Limited, resmi mengakuisisi mayoritas saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) dalam transaksi yang berlangsung sepanjang Maret hingga Mei 2025.

Proses akuisisi dimulai pada 18 Maret 2025, ketika anak usaha First Resources, PT Ciliandra Perkasa, menandatangani Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) untuk mengambil alih 91,17% saham ANJT dari sejumlah pemegang saham utama seperti AKJ, MDN, dan keluarga Tahija.

Kemudian pada 11 April 2025, dilakukan perjanjian novasi yang mengalihkan hak dan kewajiban pembelian saham tersebut dari PT Ciliandra Perkasa ke First Resources Limited sebagai pihak pembeli akhir. Transaksi ini secara resmi diselesaikan pada 6 Mei 2025, dengan nilai mencapai sekitar Rp5,4 triliun atau setara US$329,75 juta.

Dengan akuisisi ini, First Resources menjadi pemegang saham pengendali, memperkuat posisi keluarga Fangiono di industri kelapa sawit Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |