Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menyebutkan untuk bisa mempercepat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), potensi panas bumi yang melimpah di Indonesia harus dimanfaatkan secara optimal.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan, pihaknya saat ini memiliki potensi panas bumi hingga 3 Giga Watt (GW). Untuk memanfaatkan cadangan panas bumi tersebut, perusahaan akan mengembangkan ekosistem panas bumi, baik dari sisi teknologi, harga, maupun rantai industri.
"Di mana dari 3.000 MW itu kita bisa mulai membuat ekosistemnya dengan mengurangi market price dari panas bumi, kita bisa membuat manufacturing power plant di Indonesia yang biasa di luar, kita bisa melihat teknologi baru, breakthrough," jelas Julfi di sela acara The 11th IIGCE di Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Dalam 2-3 tahun ke depan, perusahaan menargetkan menjadi perusahaan panas bumi dengan kapasitas terpasang 1 GW, naik dari kapasitas saat ini yang berada di angka 722 MW.
Beberapa proyek baru PGE sudah beroperasi, seperti PLTP Lumut Balai 2 telah beroperasi sejak Juni 2025. Perusahaan juga tengah melakukan pengeboran di sejumlah wilayah seperti Aceh, Lahendong, dan Ulubelu.
"Di tahun 2030 mungkin Indonesia sudah bisa menjadi the biggest geothermal country," imbuhnya.
Inovasi teknologi seperti modular power plant juga dilakukan oleh pihaknya untuk memangkas waktu dan biaya infrastruktur dengan menempatkan pembangkit langsung di atas sumur panas bumi.
Teknologi tersebut juga dinilai dapat meminimalisasi risiko yang selama ini menjadi tantangan utama dalam pengembangan proyek panas bumi nasional.
Dengan begitu, pihaknya siap mempercepat pemanfaatan panas bumi dalam negeri.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raih Laba Rp 511,63 Miliar di Q1 2025, Bos PGE Blak-blakan Sebut Ini