Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menargetkan proses konstruksi proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah Fase 2 akan mulai dibangun pada 2026 mendatang. Proyek tersebut dikelola oleh anak usaha Inalum yakni PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
Head of Business Development and Strategy Inalum Al Jufri mengatakan proses lelang untuk pengerjaan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) proyek tersebut akan segera dilakukan tahun depan.
"Yang (SGAR) Fase 2, rencana tahun depan kita mulai start tender EPC. Jadi nanti ada Fase 1, 1 juta (ton per tahun), di sebelahnya ada Fase 2, tambahan 1 juta (ton) lagi, total 2 juta (ton per tahun)," ungkapnya di Jakarta, dikutip Kamis (18/12/2025).
Proyek fase kedua tersebut diperkirakan akan beroperasi pada 2028. Dengan beroperasinya fase kedua tersebut, maka total produksi SGAR Mempawah nantinya akan mencapai 2 juta ton alumina per tahun.
"Dan diprediksikan di 2028, tahun depan sudah ada small scale production untuk fase yang kedua. Salah satu kelebihan kita itu, untuk offtake bauksitnya itu, kita fully di-support oleh sister company kita," imbuhnya.
Dia menyebut, perusahaan saat ini tengah merampungkan proses Final Investment Decision (FID) untuk proyek SGAR Fase 2 ini. Hal itu bergeser dari target awal, November 2025 lalu.
"Kalau pendanaan untuk ekspansi alumina refinery fase 2 itu dalam proses finalisasi" ujarnya.
Saat ini, fasilitas SGAR Fase 1 sendiri sudah berproduksi dengan output yang terus ditingkatkan secara bertahap.
Perlu diketahui, proyek SGAR Mempawah Fase 1 diresmikan oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo pada tahun lalu. Hal ini ditandai dengan peresmian injeksi bauksit perdana pada 24 September 2024 lalu.
Smelter fase 1 yang memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun diperkirakan menelan investasi Rp 16 triliun.
SGAR Fase 1 merupakan proyek strategis nasional dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID atau PT Mineral Industri Indonesia (Persero) dan group melalui anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yakni PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
Proyek SGAR Fase 1 ini nantinya menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat yang di produksi PT Aneka Tambang Tak (ANTM) dan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Proyek SGAR direncanakan akan terbagi ke dalam 2 fase dengan total estimasi biaya investasi sebesar US$ 1,7 miliar.
Proyek SGAR Fase 2 merupakan ekspansi dari Proyek SGAR Fase 1 yang juga akan berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat dan juga akan memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dengan target operasi pada 2028.
Melalui pengoperasian Proyek SGAR Fase 1 dan Fase 2, produksi alumina domestik akan meningkat menjadi sebesar 2 juta ton per tahun dengan penyerapan mineral bijih bauksit hingga mencapai 6 juta ton per tahun.
Hal ini sejalan dengan rencana aksi korporasi Inalum dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi aluminiumnya hingga mencapai 900.000 ton per tahun.
Sebagai tambahan, smelter aluminium Inalum saat ini memiliki kapasitas produksi aluminium hingga sebesar 275.000 ton per tahun yang seluruhnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan aluminium domestik.
Namun kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun dan sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, pemenuhan aluminium dalam negeri masih didominasi oleh produk impor dengan porsi impor sebesar 56% dan pasokan dari Inalum sebesar 44% pada tahun 2023.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
1

















































