Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan RI saat ini terus menggenjot program hilirisasi, khususnya pada 28 komoditas dengan nilai investasi 'fantastis' yakni lebih dari US$ 800 miliar atau setara Rp 13.064 triliun (asumsi kurs Rp 16.330 per US$).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan investasi jumbo untuk hilirisasi dalam negeri tersebut terhitung hingga tahun 2040 mendatang.
Bahkan, dia mengatakan investasi untuk program hilirisasi di Indonesia tersebut telah meningkat dari sebelumnya sebesar US$ 680 miliar atau setara Rp 11.104 triliun dari 26 komoditas hilirisasi.
"Kami katakan bahwa masterplan kita sampai dengan 2040 total investasi yang kita butuhkan di 26 komoditas itu kurang lebih sekitar US$ 680 miliar awalnya untuk 26 komoditas. Tapi kemudian kita naikkan menjadi 28 komoditas, itu bisa mencapai US$ 800 miliar lebih," bebernya dalam acara Indonesia Economic Summit, di Jakarta, dikutip Jumat (21/2/2025).
28 komoditas yang akan digenjot hilirisasinya itu, lanjut Bahlil, tidak hanya berasal dari sektor pertambangan mineral. Melainkan, hampir seluruh sektor di dalam negeri yang juga akan didorong program hilirisasinya.
"Nah ini akan kita fokus dan tidak hanya di sektor pertambangan dan gas, tapi di semua sektor, kehutanan, perikanan, kemudian pertanian, perkebunan," tambahnya.
Tidak lain, kata Bahlil, hilirisasi yang terus digembar-gemborkan di Tanah Air itu bertujuan semata untuk menciptakan nilai tambah yang benar-benar dirasakan oleh negara.
"Jadi kita fokus betul-betul untuk memberikan nilai tambah dalam negeri," tandasnya.
28 Komoditas Dihilirisasi
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, berikut komposisi cadangan 28 komoditas di Indonesia terhitung dalam lingkup global:
1. Nikel (42%) no. 1 di dunia
2. Timah (16,3%) no. 2 di dunia
3. Tembaga (3%) no. 11 di dunia
4. Bauksit (4%) no. 6 di dunia
5. Besi baja (0,94%) no. 16 di dunia
6. Emas perak (emas 5%, perak 2%)
7. Batu bara no. 7 di dunia
8. Aspal buton (3,91%) no. 3 di dunia
9. Minyak bumi (0,1%) no. 5 di Asia Pasifik
10. Gas bumi (0,7%) no. 4 di Asia Pasifik
11. Sawit (58,7%) no. 1 di dunia
12. Kelapa (27%) no. 1 di dunia
13. Karet (27%) no. 2 di dunia
14. Biofuel (59%) no. 1 di dunia hanya dari sawit
15. Kayu balok (4%) no. 6 di dunia
16. Getah pinus (13%) no. 3 di dunia
17. Udang (16%) no. 3 di dunia
18. Ikan TCT (21%) no. 1 di dunia
19. Rajungan (3%) no. 2 di dunia
20. Rumput laut (28%) no. 2 di dunia
21. Potensi lahan garam potensi 47.734 hektar
22. Pasir silika (0,9%) no. 18 di dunia
23. Mangan (3,2%) no. 7 di dunia
24. Kobal (7,19%) no. 3 di dunia
25. Logam tanah jarang cadangan 227.976 ton
26. Kakao (4%) no. 7 di dunia
27. Pala (31,2%) no. 1 di dunia
28. Tilapia (22,1%) no. 1 di dunia.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: RI Siapkan 35 Proyek Hilirisasi, Nilainya Capai Rp 2,015 T
Next Article Pantas Jadi Incaran, Cadangan Nikel RI 45% Dunia!