Emas Hadapi Banyak Cobaan Berat Pekan Ini, Bersiaplah Spot Jantung!

9 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia lagi-lagi merosot. Penurunan harga emas disebabkan meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China hingga menguatnya indeks dolar AS. Harga emas juga akan menghadapi tantangan besar pekan ini.

Pada perdagangan hari ini Senin (28/4/2025) hingga pukul 06.08 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,07% di posisi US$3.315,20 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (25/4/2025), harga emas dunia di pasar spot turun 0,90% di level US$3.318,20 per troy ons.

Harga emas turun pada perdagangan Jumat dan berada di jalur pelemahan mingguan karena dolar yang menguat dan tanda-tanda meredanya ketegangan perang dagang antara AS dengan Chna setelah laporan bahwa Beijing telah membebaskan beberapa barang AS dari tarifnya sehingga membebani harga emas batangan.

"Penurunan tarif yang tampak jelas berdampak negatif pada harga emas, namun sejauh ini kami belum melihat likuidasi yang substansial," ujar ahli strategi komoditas TD Securities Daniel Ghali, kepada Reuters.

"Namun, kami tahu bahwa para pelaku pasar terus membeli emas saat harga sedang turun selama beberapa sesi terakhir, jadi kami pikir emas dapat melanjutkan lintasan kenaikannya," tambah Ghali.

China sedang mempertimbangkan untuk membebaskan beberapa impor AS dari tarif 125% dan meminta para pelaku bisnis untuk mengidentifikasi barang-barang yang dapat memenuhi syarat, menurut para pelaku bisnis yang diberitahu.

Awal minggu ini, Presiden AS Donald Trump menyarankan de-eskalasi pertempuran tarif balasan, dengan mengatakan pembicaraan langsung sudah berlangsung.

Sementara itu, dolar AS naik 0,22% dan berada di level 99,69 hingga perdagangan pagi hari ini pukul 06.08 WIB Senin (28/4/2025). Indeks dolar berada di jalur untuk kenaikan mingguan pertamanya sejak Maret, membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Emas, yang secara tradisional dipandang sebagai nilai lindung terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, mencapai rekor tertinggi US$3.500,05 per troy ons dan telah naik lebih dari 25% sepanjang tahun ini, karena ketegangan perdagangan AS dengan China dan permintaan bank sentral yang kuat.

"Kekhawatiran perang dagang merupakan alasan utama di balik semua pembelian emas sebelumnya. Namun, mungkin masih butuh waktu sebelum kita melihat kemajuan yang sebenarnya dan kekhawatiran tersebut belum sepenuhnya hilang," ujar Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com.

Emas Hadapi Banyak Cobaan Pekan Ini

Emas akan mengahdapi banyak tantangan pekan ini, terutama karena banyaknya data penting dari AS.

Dari Amerika Serikat, pekan ini akan menjadi salah satu periode tersibuk dalam kalender ekonomi:

  • PCE Price IndexMaret, ukuran inflasi favorit The Fed, akan dirilis pada Rabu (30/4/2025). Proyeksi terbaru memperkirakan inflasi PCE tahunan naik menjadi 2,5%, membuka peluang Fed mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
  • Laporan JOLTs Job OpeningsdanConsumer Confidencepada Selasa (29/4/2025)akan memberikan gambaran kekuatan pasar tenaga kerja dan keyakinan konsumen AS.
  • Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 versi awaldiprediksi hanya tumbuh0,4%tahunan, jauh melambat dari 2,4% di kuartal sebelumnya, mengindikasikan dampak nyata dari pengetatan moneter.
  • Laporan ketenagakerjaan ASjuga akan dipantau ketat. Diperkirakan ada tambahan 130.000 tenaga kerja baru pada April, lebih rendah dari bulan sebelumnya.

Jika inflasi PCE melandai dan data tenaga kerja memburuk maka itu akan menjadi kabar baik bagi emas. Pasalnya, ada potensi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga lebih cepat. Namun, hal sebaliknya bisa terjadi. Inflasi yang naik bisa membuat The Fed menahan pemangkasan suku bunga.

Suku bunga akan berdampak besar terhadap emas karena pemangkasan suku bunga akan membuat dolar AS melemah dan imbal hasil US Treasury melandai.
Keduanya bedampak positif ke emas karena pembelian emas dikonversi ke dolar AS sehingga pelemahan dolar membuat emas semakin menarik. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga penurunan imbal hasil US Treasury akan menguntungkan emas.

Dari Asia, fokus mengarah ke China, di mana data NBS Manufacturing PMI dan Caixin PMI untuk April akan dirilis pada30 April pagi. Data ini menjadi cermin kesehatan sektor manufaktur setelah gencarnya stimulus fiskal dan moneter.

PMI resmi China diperkirakan bertahan di zona ekspansi tipis di angka50,5, sedangkan Caixin PMI di51,2. Kekuatan di sektor ini dapat memperbaiki sentimen pasar Asia, namun pelemahan berisiko mempertebal kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan global.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |